Ingin Keluar Dari Bank Konvensional, Istri Mengancam Minta Cerai, Mana Yang Harus Dipilih?

Artikel Terbaru Lainnya :


bank riba

Penanya : Ikhwan

assalamualaikum

nama saya agus, umur 32 tahun. saya sudah 8 tahun bekerja Di bank konvensional. saat ini saya berkeinginan untuk keluar kerja karena saya percaya bank itu riba. Akan tetapi istri dan pihak keluarga tidak mau menerima keputusan saya, sehingga bisa dikatakan pilihannya adalah terus kerja di bank atau cerai.
Saya sangat khawatir dengan masa depan anak saya yang masih 4 tahun.
Saat ini saya sudah merintis usaha walaupun belum produktif.
Pada prinsipnya saya bersedia bekerja apa saja selama halal.
Mana yang harus saya prioritaskan, keutuhan keluarga atau menjauhi laranganNya.
Mohon solusinya
Jazakumullah khair
Jawab :
Ada dua kendala yang kelihatannya menjadi penghalang Anda untuk keluar dari bank konvensional:
Pertama:
Perceraian yang akan dihadapi jika keluar dari perbankan.
Perlu diketahui bahwa jalan yang Anda tempuh selama ini adalah jalan yang salah, karena Anda berada di jalan yang tidak diridhoi oleh Allah ta’al, yaitu Bermuamalah dengan riba. Orang yang bekerja di Bank konvensional akan terkena laknat, berdasarkan riwayat:
عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: «لَعَنَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا، وَمُؤْكِلَهُ، وَكَاتِبَهُ، وَشَاهِدَيْهِ»، وَقَالَ: «هُمْ سَوَاءٌ». أخرجه مسلم رقم 1598
Dari Jabir; dia berkata, ‘Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, nasabah riba, juru catat, dan dua saksi transaksi riba. Rasulullah bersabda, ‘Mereka semua itu sama.”
Jika memang bidang kerja pegawai bank tidak terlibat dengan kegiatan yang disebutkan dalam hadits maka ia tetap terkena larangan yang disebutkan dalam al-Qur’an:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (المائدة :2)
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.

Pegawai bank konvensional pasti akan terlibat dalam dukungan kegiatan ribawi perbankan, baik itu secara langsung atau tidak langsung
Karena jalan yang Anda tempuh sebelumnya adalah jalan yang salah maka Anda harus kembali, bukan aturan hukum yang disalahkan, masalah ini bisa dianalogikan (meski tidak sempurna) dengan perjudian, jika seseorang menghidupi keluarganya dari perjudian maka ia harus bertaubat setelah ia tahu hukumnya dan bukan malah menyalahkan hukum yang mengharamkan perjudian atau membenturkan aturan hukum secara langsung dengan kebutuhan hidup.
Mengenai istri dan keluarga yang lebih mengutamakan harta dunia dibanding akhirat maka sebaiknyaAnda menasehati mereka dan menunjukkan bahaya riba. Jika istri tahu dosa itu dan bahayanya tetapi tetap mengutamakan bekerja di Bank untuk kenyamanan dunia maka sebaiknya Anda terus maju dalam kebaikan dan menyerahkan kelanjutan pernikahan kepada istri, jika ia mau menerima Anda yang keluar dari Bank maka alhamdulillah pernikahan bisa tetap terjaga, akan tetapi jika ia tetap bersikukuh dalam pendiriannya maka ia memilih berpisah.
Jangan sampai Anda tergelincir dalam kubangan dosa demi melanjutkan hubungan dengan istri yang tidak shalehah
Kedua:
Penghasilan yang mungkin akan tidak mencukupi
Rasa takut ini memang masuk akal, dan kalau dihitung-hitung, kemungkinan besar kehidupan Anda akan berubah menjadi tidak nyaman, Tapi insyaallah Allah akan mengganti dengan yang lebih baik,Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ. أخرجه أحمد رقم 23074. قال عنه الألباني سنده صحيح, انظر السلسلة الصحيحة 2/734
Tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah Azza Wa Jalla melainkan Allah akan mengganti dengan sesuatu yang lebih baik darinya untukmu
Semoga Allah ta’ala memudahkan jalan bagi Anda untuk mengetahui kebaikan dan melaksanakannya, serta mengetahui keburukan dan menjauhinya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !
Back to Top