Artikel Terbaru Lainnya :

TERKADANG banyak orang yang penasaran tentang bagaimana ia di masa depan. Seperti apa kisah percintaannya, karirnya, keuangannya dan lain sebagainya. Nah, biasanya mereka akan mencari tahu dari zodiaknya. Apa itu zodiak?
Berdasarkan id.wikipedia.org, zodiak adalah sebuah sabuk khayal di langit dengan lebar 18° yang berpusat pada lingkaran ekliptika. Tetapi istilah ini dapat pula merujuk pada rasi-rasi bintang yang dilewati oleh sabuk tersebut, yang sekarang berjumlah 13.
Dipercaya awal mula konsep ini berasal dari peradaban Lembah Sungai Eufrat kemungkinan hanya dengan 6 rasi: Capricornus, Pisces, Taurus, Cancer, Virgo, dan Scorpio, yang kemudian dipecah menjadi 12 karena penampakan tahunan 12 kali Bulan Purnama pada bagian-bagian berurutan dari sabuk tersebut.
Di bulan September ini, dari 12 rasi termasuk pada rasi Virgo, yang termasuk dari tanggal 23 Agustus – 22 September. Inilah salah satu dari beberapa zodiak yang tidak dilambangkan dengan binatang melainkan seorang wanita perawan. Namun yang dimaksud dengan wanita perawan ini sendiri bukan dalam hal fisikal namun dalam hal kepribadian yakni kesucian, kepolosan, dan kemurnian.

Kesucian, kepolosan, dan kemurnian itu sendiri dilambangkam oleh seorang Dewi yang bernama Astraea. Namun asal mula dari zodiak Virgo dimulai dari kisah Pandora. Pandora yang membuka kotak terlarang menyebabkan semua kejahatan terliris ke dunia termasuk kematian. Oleh karena itu, semua Dewa yang ada di bumi kabur dan kembali ke Surga terhindar dari semua kejahatan di bumi. Sayangnya, Astraea adalah yang paling terakhir kembali ke Surga. Sebagai bentuk peringatan dari hilangnya perlambangan kesucian, kepolosan, dan kemurnian itu Astraea diletakkan di kalangan rasi bintang sebagai zodiak Virgo.
Seperti itulah awal mula adanya zodiak Virgo. Kita tak pernah tahu seperti apa kebenarannya. Namun, sebagai seorang muslim, tidak selayaknya kita percaya terhadap ramalan yang ada dalam tiap zodiak. Sebab, dikatakan bahwa, “Barangsiapa yang mengambl bagian dari ilmu perbintangan, maka ia telah mengambil bagian dari ilmu sihir,” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah). Sedang kita tahu, ilmu sihir itu sama halnya dengan percaya selain Allah. Dan itu dihukumi musyrik. Dan dosa orang musyrik akan memperoleh adzab yang pedih.
Lagian, kita tahu bahwa segala hal yang ghaib tidak akan diketahui oleh siapa pun, selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana tercantum dalam firman-Nya, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah,” (QS. An-Naml: 65).
Jadi, masihkah percaya pada selain Allah?