Artikel Terbaru Lainnya :

JAKARTA–Berdasarkan data astronomis pada Subdit Hisab dan Rukyat Ditjen Bimas Islam Kementrian Agama, sore ini (1/09/2016) akan terjadi gerhana matahari cincin.
Dilansir bimasislam.kemenag.go.id, Gerhana Matahari Cincin ini bersamaan dengan pelaksanaan rukyatul hilal untuk pelaksanaan sidang itsbat penentuan awal Bulan Dzulhijjah 1437 H.
Adapun wilayah Indonesia yang mengalami gerhana matahari cincin itu meliputi sebagian pulau Jawa, Bandar Lampung, dan Bengkulu.
Karena itu, Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama menghimbau umat Islam yang daerahnya mengalami gerhana dengan durasi yang cukup agar melaksanakan Shalat Sunnah Gerhana Matahari atau yang disebut Salat Kusuf.
Berikut adalah waktu terjadinya gerhana cincin yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia:
Yogyakarta mulai jam 17:26:56 WIB, dan saat matahari terbenam dalam keadaan gerhana pada jam 17:35 WIB;
Semarang gerhana mulai jam 17:29 WIB dan saat matahari terbenam dalam keadaan gerhana pada jam 17:35 WIB;
Bandung mulai pada jam 17:28 WIB dan saat matahari terbenam dalam keadaan gerhana 17:47 WIB;
Jakarta mulai pada jam 17:30 WIB dan saat matahari terbenam dalam keadaan gerhana pada jam 17:50 WIB;
Serang mulai pada jam 17:29 WIB dan saat matahari terbenam dalam keadaan gerhana 17:53 WIB;
Bandar Lampung mulai gerhana pada jam 17:32 WIB, pertengahan gerhana pada jam 17:54 WIB dan pada saat terbenam gerhana berakhir pada jam 17:57 WIB;
Bengkulu mulai gerhana pada jam 17:38 WIB, pertengahan gerhana pada jam 17:53 WIB dan gerhana berakhir pada jam 18:08 WIB.

Adapun pelaksanaan Shalat Gerhana menyesuaikan waktu gerhana matahari di wilayah masing-masing.
Salat Kusuf atau Salat Gerhana Matahari dilakukan dua rakaat dengan rangkaian sebagai berikut: 1) Berniat di dalam hati; 2) Takbiratul ihram seperti shalat biasa; 3) Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan membaca surat yang panjang dengan tidak dikeraskan suaranya.
4) Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya; 5) Bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd’; 6) Setelah I’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat yang panjang (berdiri yang kedua lebih singkat dari pertama).
7) Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya; 8) Bangkit dari ruku’ (i’tidal); 9) Sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali; 10) Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama (bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya); 11) Tasyahud; dan 12) Salam.