HIJUP Beri Dukungan Hijabers Terkait Wacana Pelarangan Burkini di Prancis

Artikel Terbaru Lainnya :




Larangan memakai burkini di pantai oleh pemerintah Prancis tak pelak menjadi perdebatan. Tak sedikit umat Muslim yang kecewa dengan aturan yang tidak membolehkan pemakaian burkini di pantai Cannes, Prancis, tersebut karena berarti membatasi para wanita muslimah untuk beraktivitas dan berekspresi dengan kegiatannya.

Larangan memakai burkini itu tak main-main. Bagi siapa pun yang melanggar, akan dikenai denda sebesar 38 euro atau sekitar Rp 560 ribu rupiah. Meskipun kini pemerintah Prancis menangguhkan pelarangan burkini, tetap ada kekhawatiran dari masyarakat Muslim akan pandangan negatif maupun pembatasan kebebasan yang mungkin terjadi ke depannya nanti.


Sebagai bentuk solidaritas terhadap para hijabers di Eropa dan negara-negara barat yang mungkin tak seberuntung hijabers di Indonesia yang bisa bebas memakai busana muslim, e-commerce fashion muslim HIJUP menginisiasi pertemuan dengan sekitar 100 hijabers, bertempat di Lobi Utara Plaza Semanggi, Jl. Jendral Sudirman, Jakarta Pusat. Pertemuan ini juga sekaligus untuk memperingati Hari Solidaritas Hijab Dunia yang jatuh setiap tanggal 4 September.

Pertemuan tersebut diadakan sebagai respon terhadap wacana pelarangan burkini yang marak diperbincangkan di Prancis. Sejumlah tokoh hijabers seperti Lulu Elhasbu, Sarah Sofyan juga CEO HIJUP Diajeng Lestari ikut hadir dalam pertemuan ini.

"Seluruh perempuan muslim dunia itu sudah seharusnya dapat merealisasikan haknya secara penuh di segala aktivitas dengan menggunakan hijab. Karena hijab sendiri adalah kewajiban setiap perempuan muslim dan hijab tentunya bukan suatu penghalang perempuan untuk beraktivitas dan berkarya, terlepas dari later belakang setiap perempuan tersebut," ujar Diajeng dalam dalam rilis pers yang diterima Wolipop, Minggu (4/9/2016).

Pertemuan yang juga menjadi bagian dari kampanye HIJUP #empowerchange ini diadakan pula untuk membangun kembali kesadaran publik bahwa Islam, muslim dan hijab bukanlah simbol kekerasan maupun intimidasi. Bahwa Islam itu indah dan damai, dengan hashtag #islamispeace.

Dalam acara yang digelar mulai pukul 06.00 WIB ini, seluruh simpatisan diberi kesempatan menuangkan aspirasinya melalui Wall Of Wishes. Sebuah papan berwarna putih di mana para hijabers maupun masyarakat lainnya bisa menuliskan kalimat-kalimat penyemangat agar para hijabers tidak merasa terintimidasi karena memakai hijab.

"Semoga ke depannya kita bisa saling menguatkan satu sama lain untuk terus berkarya dan membuktikan bahwa Islam adalah agama yang damai. I wear hijab and I am proud," imbuh Diajeng. (hst/hst)

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !
Back to Top