Artikel Terbaru Lainnya :
Setelah serangan terorisme yang brutal di Inggris dalam beberapa bulan yang lalu, muslim di Inggris merasa dituding oleh beberapa media mainstream setempat karena dianggap serangan tersebut dilakukan oleh para teroris yang beragama Islam dan sering menggunakan atribut Islam dalam pernyataan dan pengakuan mereka. Hal ini menjadi sangat berat bagi semua muslimah yang beraktifitas disana, dikarenakan para wanita muslimah lebih mudah dikenali karena atribut jilbabnya. Namun hambatan tersebut tidak menyurutkan salah seorang reporter Muslim Inggris yang bernama Fatima Manji. Saat-saat menegangkan tersebut ia malah harus membawa berita di sebuah stasiun televisi bernama Channel 4 dengan mengenakan jilbab putihnya. Ditengah celaan penonton yang dituainya di media-media, Manji tetap bergeming dengan komitmennya berhijab dan mengkampanyekan budaya Islam dalam kehidupan masyarakat Inggris.
"Apakah pantas baginya berada di depan kamera ketika sedang terjadi pembantaian oleh teroris yang beragaman Islam?," tulis Kelvin seperti dilansir Bersamaislam pada Senin (04/09).
"Jika Kelvin MacKenzie mau berpikir, seharusnya saya tidak diperbolehkan melaporkan berita di TV jika berita itu ada hubungannya dengan hijab yang saya pakai. Dia pasti menganggap saya diperbudak oleh jilbab saya dan menganggap ini adalah lambang penindasan oleh agama," ujarnya.
Beruntungnya pihak manajemen Channel 4 News segera merilis pernyataan untuk mendukung wartawan mereka yang dibully di media sosial dan koran setempat.
Di tempat terpisah, Manji mengatakan tidak terpengaruh dengan ucapan MacKenzie tersebut.
"Walau bagaimanapun, saya selalu bangga dengan integritas jurnalistik, terlepas dari siapa yang saya wawancarai atau apa yang sedang saya ceritakan. Itu adalah misi saya di Channel 4 News. Saya tidak akan tergoyahkan dalam misi ini, demi keberadaan hijab di dalam budaya Inggris," jelasnya.
Seperti diketahui, setelah aksi teror tersebut Organisasi Standar Independen menerima lebih dari 800 keluhan yang terkait dengan kekerasan dan pelecehan terhadap muslimah. Jumlah tersebut meningkat menjadi 1.400 pada hari-hari berikutnya.