Sejarah Kelam (17 September): Warga Palestina Dibantai Kristen Falangis di Beirut

Artikel Terbaru Lainnya :


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVL6OPnrHzHaCO5MwZ77znKVfAsEjbLtXlLpQ7J4qd_If-itTUeZ_sLJWgKuVqQ1sozn-5D1q-xNgSG6ozEijzCltAtMuYVR7mU_TaJtoX_mHA6BmYYzBG3blnCjyaMR4s5XPngwRpd28/s1600/sabra-shatila+massacre.jpg

17 September 1982, sekitar lebih dari seribu warga Palestina tewas dibantai oleh pasukan Lebanon komplotan Kristen Falangis di kamp-kamp pengungsi Sabra dan Shatila di Beirut, Lebanon.

Pembantaian massal itu disinyalir upaya balas dendam atas pembunuhan Presiden Lebanon Bashir Gemayel. Pasukan Israel yang tiba di tempat kejadian perkara beberapa jam setelah Gemayel dibunuh, dituduh ikut membantu Lebanon melakukan pembantaian.

Seorang perawat di Rumah Sakit Akka dekat Shatila mengungkapkan bahwa pasukan Lebanon menembaki pengungsi Palestina tanpa pandang bulu.



“Salah satu anak menuturkan, pasukan Falangis itu menendang pintu dan menembak seluruh keluarga yang ada dihadapannya. Ia satu-satunya yang selamat,” kata dia, lansir BBC History.

Pengungsi yang berusaha kabur juga tak luput dari tembakan. Pasukan bahkan membunuh bayi-bayi tak berdosa yang ada di sana.

Presiden AS Ronald Reagan memberikan tanggapan atas pembantaian itu. Menurutnya, serangan itu sangat menakutkan, bahkan bagi dirinya sendiri.

“Mereka yang berbuat jahat, harus mendapatkan kemarahan dan rasa jijik dari kami,” kata dia.
Back to Top