Artikel Terbaru Lainnya :
Di balik kemegahan candi peninggalan Dinasti Syailendra yang dibangun pada abad ke-8 dan merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia ini ternyata masih meninggalkan beberapa tanda tanya seputar keberadaannya. Menurut catatan sejarah, Candi Borobudur pertama kali ditemukan pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, seorang gubernur jenderal Inggris. Pembangunannya sendiri diperkirakan memakan waktu kurang lebih 100 tahun.
Tidak diketahui secara pasti bagaimana candi dengan ukuran gigantis ini dibangun. Namun berdasarkan pengamatan para ahli arkeologi, dulunya candi ini memiliki 1 stupa raksasa di sekitar 5 pagar langkan. Karena dikhawatirkan runtuh karena tekanannya yang terlalu berat, maka stupa ini diubah dengan 1 stupa dengan 3 tingkat stupa di sekelilingnya. Bukan hanya soal pembangunannya yang menjadi misteri, namun ada beberapa penemuan lain yang sama-sama menjadi tanda tanya besar, berikut lima di antaranya.
1. Relief Berbentuk Piringan Terbang.
Tidak diketahui secara pasti bagaimana candi dengan ukuran gigantis ini dibangun. Namun berdasarkan pengamatan para ahli arkeologi, dulunya candi ini memiliki 1 stupa raksasa di sekitar 5 pagar langkan. Karena dikhawatirkan runtuh karena tekanannya yang terlalu berat, maka stupa ini diubah dengan 1 stupa dengan 3 tingkat stupa di sekelilingnya. Bukan hanya soal pembangunannya yang menjadi misteri, namun ada beberapa penemuan lain yang sama-sama menjadi tanda tanya besar, berikut lima di antaranya.
1. Relief Berbentuk Piringan Terbang.
Dari beberapa peninggalan kuno di dunia yang memiliki relief menyerupai UFO atau piringan terbang, ternyata candi Borobudur termasuk salah satunya, tidak bisa dipastikan mengapa mereka membuat pola seperti itu, entah itu memang UFO yang dimaksud atau simbol lain, ada yang berpendapat bahwa simbol piringan terbang itu bisa jadi merupakan gambaran tentang 7 permata raja dalam ilmu kosmologi Budha tapi tetap saja tidak ada bukti yang sah mengenai pernyataan ini.
2. Mitos Kunto Bimo
Kunto Bimo adalah sebuah mitos yang dipercaya masyarakat sekitar candi Borobudur yang mengatakan bahwa siapa saja yang merogoh ke dalam sebuah stupa berongga (berterawang) dan dapat menyentuh bagian tertentu dari tubuh arca Buddha yang ada di dalamnya maka ia akan mendapatkan keberuntungan atau terkabul keinginannya.
Ada yang mengatakan bagi pria ia harus memegang jari manis namun ada yang mengatakan jari kelingking dari arca Buddha yang berada dalam posisi tangan (mudra) Dharmachakra (Pali: Dhammacakka – roda Dharma). Sedangkan bagi wanita ia harus memegang telapak kakinya atau tumit, namun ada yang mengatakan ibu jari kaki.
Karena mitos itu, arca Buddha tersebut dikenal dengan nama arca Kunto Bimo. Dan stupa yang menutupnya tersebut merupakan stupa berongga belah ketupat di lantai atau teras bundar pertama dari tingkat arupadhatu atau tingkat ke-7 dari 10 tingkatan candi, dan terletak di sebelah timur candi atau stupa pertama yang berada di sebelah kanan dari tangga pintu timur.
Beberapa tokoh terkenal yang pernah melakukan hal tersebut adalah Fumihito, Pangeran Akishino,[1] pemenang Miss Universe 2009 Stefania Fernandez dan pemenang Puteri Indonesia 2009 Qory Sandioriva.[2]
3. Relief Tersembunyi
Ada satu relief yang tersembunyi di bagian kaki-kaki candi, relief ini disebut juga sebagai Karmawibhangga, relief ini menggambarkan adegan-adegan sensitif seperti pembunuhan, pemerkosaan, kekerasan dll, tidak ada yang tahu kenapa ada relief seperti ini yang disembunyikan pada bagian candi Borobudur, relief ini sendiri pertama kali ditemukan oleh JW Yzerman pada tahun 1891.
4. Arsitektur Borobudur
Satu hal lain yang menarik untuk diperhatikan adalah arsitekturnya, candi Borobudur memiliki susunan yang begitu presisi, setiap batu penyusunnya nyaris diletakan secara sempurna dan tepat, untuk melakukan ini tentu diperlukan kemampuan perhitungan matematika yang mumpuni, pertanyaannya adalah siapa yang sanggup merancang seluruh pembangunan candi raksasa ini ? menurut legenda sekitar perancangnya adalah Gunadharma, seorang tokoh intelektual pada masanya, namun sekali lagi, tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung pernyataan ini.
5.Danau Purba
Seorang mahasiswa doktoral Departemen Geografi Universitas Gajah Mada yaitu Helmi Murwanti, mendapat hasil penelitian tentang danau purba yang konon berada di area candi Borobudur sebelum candi ini dibangun, hasil analisa penyebaran endapan lempung hitam menunjukan berasal dari material vulkanik dan bebatuan, ditambah dengan citra satelit yang memperlihatkan aliran sungai yang bermuara pada danau ini, diperkirakan danau purba ini terbentuk pada zaman Pleistosen dan sudah berumur 10.000 tahun kemudian menyusut karena digunakan manusia seiring dengan perkembangan peradaban disekitar danau tersebut.
Penelitian besar secara mendalam perlu dilakukan lagi untuk menyingkap seluruh misteri yang melekat pada candi Borobudur, sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia sudah seharusnya kita sebagai penerus generasi untuk mengetahui seluk beluk tentang candi ini, jangan sampai informasi penting yang seharusnya kita ketahui selama-lamanya terkubur dalam sejarah dunia.[bvd]