Ini kata Nabi Muhammad tentang Terompet .. MUSLIM masuk !

Artikel Terbaru Lainnya :


Terompet Yahudi

Oleh: Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah -Hafizhahullah-


  Ayo   Jalan Terus    - Di sepanjang jalan sebelum datangnya malam tahun baru, kita menyaksikan banyak pedagang kaki lima memajang dan menjajakan berbagai macam terompet. Terompet-terompet itu digunakan untuk memeriahkan malam tahun baru. Sementara itu banyak orang yang silih berganti singgah untuk menawar dan membelinya. Di bulan Desember, para pedagang terompet melariskan ratusan, bahkan mungkin ribuan terompet, sehingga disana-sini kita mendengarkan hingar-bingar suara terompet yang ditiup oleh orang-orang, mulai dari orang besar sampai anak kecil yang masih lugu. Kita hidup di kota, tapi terasa di hutan karena seringnya kita mendengarkan suara terompet yang menyerupai suara gajah yang mengamuk!!

Tiup-meniup terompet sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia raya. Tragisnya, mereka tak memahami arti dan fungsi terompet dalam sejarah perkembangannya. Mereka tak tahu asal-muasal penggunaan terompet.

Setiap malam tahun baru, seluruh dunia meniup terompet. Apakah ini adalah suatu kebudayaan? Darimana asalnya? Ternyata, setelah dilakukan banyak penelitian sejarah, budaya ini diikuti dari budaya Yahudi “Rosh Hashanah” (bahasa Ibrani: ראש השנה) yang adalah tahun baru dalam penanggalan Yahudi. Sebenarnya, Yudaisme (ajaran Yahudi) memiliki empat hari “tahun baru” yang menandai berbagai “tahun” resmi, seperti halnya 1 Januari menandai tahun baru dalam penanggalan Gregorian. Rosh Hashanah adalah tahun baru Yahudi untuk manusia, binatang, dan kontrak hukum, menurut kepercayaan batil mereka!!





Jadi, menilik sejarahnya, bangsa yang pertama kali meniup terompet digunakan di malam tahun baru adalah bangsa Yahudi.

Seluruh penjuru dunia telah menyambut pergantian tahun. Seperti negara-negara lain di dunia, masyarakat di Indonesia pun juga demikian. Jika di beberapa negara Asia, seperti Jepang, Korea, dan China, masyarakatnya menghabiskan malam Tahun Baru dengan mengunjungi tempat ibadah untuk berdoa. Maka di Indonesia, meniup terompet sudah menjadi tradisi masyarakat saat menyambut pergantian tahun.

Sayangnya, hingga saat ini tak banyak orang yang tahu mengapa terompet dipilih untuk menyambut datangnya tanggal 1 Januari!! Mereka juga tak tahu hukumnya menurut syariat Islam!!!


Wahai Muslimin, Mengapa Harus Meniup Terompet ?


Berulang lagi setiap tahun. Di berbagai penjuru kota Jakarta dan wilayah lainnya di Indonesia,  saat menyambut datangnya tahun baru Masehi. 
Berbondong-bondong ke tempat-tempat hiburan, atau tempat-tempat keramaian. Menyambut datangnya tahun baru Masehi. Sejatinya tahun baru Masehi masih bagian dari acara NATAL.
Tapi, sebagian besar yang menyambut tahun baru Masehi itu, bukan orang-orang Kristen belaka. Di Indonesia justru yang menyambut tahun baruh Masehi, adalah kaum  Muslimin.
Sejak usai Ashar, mereka sudah bergegas menuju ke tempat-tempat yang menjadi pusat berkumpulnya berbagai kalangan yang ingin menyambut tahun baru Masehi. Seperti Ancol, Monas, Bunderan Hotel Indonsia, dan sejumlah tempat lainnya.
Mereka sambil berkeliling naik kendaraan motor, mobil, dan bahkan jalan kaki, hanya satu tujuan ikut memeriahkan menyambut tahun baru. Ini berlangsung setiap tahun, hingga pagi hari.
Mereka seakan seperti sudah menjadi bagian dari kegiatan ‘musyrik akbar’ yang merupakan bagian ritual NATAL. Tetapi, begitu sedikit kaum Muslimin yang menyadai hal ini. Mereka menikmati dan ikut bergembira dan berhura-hura menyambut datangnya tahun baru Masehi itu.
Memang, pesta ‘kemusyrikan akbar’ yang berlangsung di pusat-pusat kota sejagat itu, terus berlangsung dengan segala bentuknya. Mungkin di Barat mereka menikmati , sesuai dengan kondisi di Barat, yang setiap bulan Desember,  berada di musim dingin yang menggigit, mereka membuat pohon ‘NATAL’, dan lampu hias yang ‘kelap-kelip’, di tengah musim dingin.
Di Indonesia kaum  Muslimin sudah larut dalam budaya ‘syirik akbar’ dan terus berlangsung di setiap tahun, dan mereka ikut memeriahkan mulai sejak sore hingga pagi.
Belum lagi mereka itu ikut membakar kembang api, dan petasan dalam menyambut datangnya tahun baru Masehi. Ini sudah menjadi agenda setiap tahun bagi Muslim. Padahal, penyambutan tahun baru itu, bagian dari acara kegiatan NATAL.
Meniup terompet berlangsung  di mana-mana, bukan hanya di kota-kota besar, tapi sampai ke kota kabupaten. Seakan terompet itu dibunyaikan dalam rangka menyambut tahun baru itu, sesuatu yang biasa saja.
Padahal, meniup terompet menurut ahli Kristologi, Insan Mokoginta, bagian dari acara NATAL. Terompet itu dalam rangka menyambut Tuhan Jesus.

“Tiup nafiri dan bunyikanlah,
Jesus mau datang lagi, datang lagi, datang lagi,
Jesus  datang lagi, datang lagi …

Begitu nyanyian dalam menyambut Jesus. Kaum Muslimin ikut serta dalam menyambut tahun baru Masehi yang menjadi bagian dari ritual NATAL kaum Nasrani, yang berlangsung setiap tahun. Akankah Muslim setiap tahun ikut serta dalam menyambut pesta ‘kemusyrikan akbar’? (dimas/voa-islam.com)





Terima Kasih sudah membaca 😊 , Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu . Sekaligus LIKE fanspage  kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya 📌@Tahukah.Anda.Info  

📢  Sumber  

Repulished by AyoJalanTerus.com ]  Membuka Mata Melihat Dunia 



Back to Top