Virus Demam Babi, Masyarakat Bali Diimbau Kurangi Konsumsi Daging Babi, 808 Babi Mati Mendadak

Artikel Terbaru Lainnya :

[ AyoJalanTerus.com ]  Virus Demam Babi, Masyarakat Bali Diimbau Kurangi Konsumsi Daging Babi


Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Bali Made Muliawan Arya mengharapkan masyarakat mewaspadai dan mengurangi konsumsi daging babi. Wabah virus demam babi afrika (African Swine Fever/ASF) akhir-akhir ini menyebar di sejumlah wilayah di Bali.



"Saya mengharapkan masyarakat, khususnya di Kota Denpasar menjaga kesehatan karena telah terjadi wabah virus demam babi afrika. Warga diimbau mengurangi konsumsi daging tersebut untuk sementara waktu, sembari menunggu informasi lebih lanjut dari dinas peternakan setempat," kata Muliawan Arya menyikapi terjadinya wabah virus tersebut di Denpasar, Sabtu (8/2).

Ia mengharapkan Dinas Peternakan dan Pertanian Denpasar terus memantau ke lapangan atau ke peternak. "Dengan langkah tersebut para peternak dan masyarakat akan lebih mengetahui gejala-gejala terjadinya serangan virus demam babi afrika. Untuk itu kami juga meminta kepada instansi pemerintah menyampaikan informasi terkait penyakit itu," ujar Muliawan.

Menurutnya, dengan adanya informasi secara resmi dari pemerintah (Dinas Peternakan dan Pertanian) maka warga akan mengetahui tentang virus yang menyerang babi. Terlebih di Bali menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, biasanya masyarakat memotong babi.

"Menjelang Hari Raya Gulungan dan Kuningan sebagian masyarakat di Pulau Dewata melakukan tradisi pemotongan babi, karena itu sangat diperlukan adanya informasi mengenai kesehatan ternak babi," ucapnya.

Hal yang sama juga dikatakan Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Suyasa. Dia meminta Dinas Peternakan setempat terus melakukan pemantauan ke masyarakat atau peternak babi.

"Saya mengharapkan Dinas Peternakan dan Pertanian agar terus melakukan pemantauan di lapangan, karena semakin merebak wabah demam babi afrika," kata Nyoman Suyasa.


Ia mengharapkan gerakan pemantauan ke lapangan sangat penting, jika hanya menunggu laporan masyarakat akan lambat penanganannya. Saat ini para peternak babi di Bali sudah mengalami kekhawatiran dengan adanya wabah virus ASF.(*)


Virus Flu Afrika Masuk Bali, 808 Babi Mati Mendadak



Ratusan ekor babi mati mendadak. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali mencatat, setidaknya sudah ada sekitar 808 ekor babi yang mati disebabkan terserang virus Afrika Swine Fever (ASF) alias virus flu Afrika.

“Sampai saat ini kami mencatat sudah 808 ekor babi mati di seluruh Bali. penyebabnya karena terserang virus ASF atau flu Afrika,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnu Ardhana, Sabtu 8 Februari 2020.

 

Virus ini, ia melanjutkan, tak bisa berkembang di suatu wilayah dengan suhu panas. Sama seperti virus Corona, virus ini bisa mati jika diberi disinfektan. “Untuk babi yang terkena virus ini sudah dikubur. Kami mengimbau kepada warga untuk tak membuang babi yang mati ke sungai,” imbau dia.

Sejauh ini, babi mati yang terserang virus tersebut ditemukan di wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Klungkung.

Soal nilai kerugian, ia belum menghitungnya dengan detail. Hanya bisa hitung berdasarkan jumlah babi yang mati dikalikan dengan harga jualnya. “Harga jualnya sekitar Rp2 juta sampai Rp3 juta. Silakan dikalikan saja, itulah nilai kerugiannya,” katanya.

Menurutnya, virus tersebut tumbuh subur di Bali oleh karena populasi babi di Pulau Dewata cukup besar. “Di Bali ada 690 ribu populasinya. Agar tak ada lagi yang tertular, kami telah mengirimkan lima ribu disinfektan ke seluruh Bali untuk disemprotkan di kandang-kandang babi,” tuturnya.

Dari jumlah tersebut, wilayah dengan populasi terbesar adalah di Kabupaten Buleleng. Sementara wilayah dengan tingkat kematian babi tertinggi adalah di Kabupaten Badung. (*)



Terima Kasih sudah membaca 😊 , Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu . Sekaligus LIKE fanspage  kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya 📌@Tahukah.Anda.Info   Membuka Mata Melihat Dunia 

📢  Sumber  





Back to Top