Terungkap, 238 WNI dari Wuhan Tak Dites Virus Corona, Alatnya Mahal

Artikel Terbaru Lainnya :

[ AyoJalanTerus.com ]   Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi 238 mahasiswa Indonesia dari Wuhan, China dari pusat penyebaran tiba di Indonesia. Namun mereka dipulangkan ke rumah masing-masing tanpa menjalani pemeriksaan virus corona. Alasannya alat tes yang mahal. 

Dialihbahasakan dari The Economist, Ahad 1 Maret 2020 para WNI yang telah dievakuasi dari Wuhan menjalani karantina di Natuna selama dua pekan. Selama itu pula mereka tidak dites virus corona.

Kementerian Kesehatan berdalih pengujian tidak dilakukan lantaran harga alat pengujian yang mahal. Untuk reagen ditaksir dengan harga kisaran Rp 1 miliar.




Alasan lainnya pengujian tidak dilakukan lantaran para WNI dinilai dalam kondisi sehat. Sehigga, menurut SOP yang ada tidak perlu dilakukan pemeriksaan virus corona.

Diektur Biologi Molekuler Eijkman Institut Amin Soebandrio menyatakan, Indonesia mampu mendeteksi siapapun yang terinfeksi virus mematikan tersebut.

Namun, tak adanya satupun laporan kasus virus corona di Indonesia membuat dunia bertanya-tanya. Pasalnya, Indonesia merupakan negara berpenghuni 267 juta jiwa dengan angka kunjungan wisatawan asal China sebanyak dua juta orang sepanjang tahun.

Profesor epidemiologi asal Universitas Harvard Marc Lipsitch menduga ada lebih banyak kasus infeksi virus corona daripada yang telah dilaporkan. Ia meminta agar negara yang dilalui wisatawan asal China meningkatkan kewaspadaan.

"Setiap negara yang melakukan perjalanan bolak balik China dan belum menemukan kasus harus menjadi perhatian," katanya.



PM Australia Meragukan Kemampuan Pengujian Indonesia


Perdana Menteri Australia Scott Morrison mempertanyakan klaim mengenai virus corona (Covid-19) yang sampai sekarang belum terindentifikasi di Indonesia. Morrison mengisyaratkan keraguan atas klaim tersebut.

Keraguan Morrison disampaikan ketika dirinya menjadi narasumber dalam sebuah wawancara salah satu stasiun radio Australia, 3AW belum lama ini.

Morisson mengatakan, klaim Indonesia soal belum adanya warga yang terinfeksi virus corona merupakan "bentuk dari kemampuan mereka untuk menguji".

"Indonesia adalah negara yang sangat besar dengan banyak pulau dan akan sangat sulit untuk memberikan jaminan absolut tentang angka-angka tersebut," ungkapnya seperti disadur dari MSN.

"Saya tidak bermaksud (bertindak tidak sopan), Indonesia memiliki sistem kesehatan yang berbeda dengan WHO: Jangan Sampai Ada Negara yang Merasa Aman dari Corona, Bahaya!

WHO memeringatkan kepada negara-negara anggotanya untuk bersiap akan kemungkinan munculnya virus corona covid-19. Hal ini terkait semakin banyaknya negara yang melaporkan kasus pertama virus corona yang terjadi.

"Setiap negara harus siap untuk kasus pertamanya," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa. "Seharusnya tidak ada negara yang berasumsi tidak akan mendapatkan kasus (corona). Itu bisa menjadi kesalahan fatal, virus ini tidak mengenal perbatasan."

Tedros mengatakan kekhawatiran terbesar sekarang adalah apa yang terjadi di luar China, di mana Brasil, Georgia, Yunani, Makedonia Utara, Norwegia, Pakistan dan Rumania mulai melaporkan kasus virus corona pertama mereka. Pada hari Rabu 25 Februari 2020, para pejabat WHO mengatakan jumlah kasus COVID-19 baru di luar China melebihi yang ada di dalam negeri untuk pertama kalinya.

"Peningkatan kasus yang tiba-tiba di Italia, Republik Islam Iran dan Republik Korea sangat memprihatinkan," kata Tedros saat itu. "Dengan langkah-langkah yang tepat, ini dapat diatasi," katanya.

Tedros menambahkan, bahwa negara-negara harus mulai memikirkan unit isolasi yang tepat, pasokan medis, dan peralatan vital lainnya.

Sumber: Suara


Pemerintah Indonesia Diimbau tak Remehkan Virus Corona

 Pemerintah Indonesia diimbau tidak boleh meremehkan penyebaran Virus Corona yang saat ini telah menjangkiti 80.130 orang dan menelan lebih dari 2.700 korban jiwa di berbagai negara. Pemerintah diminta belajar dari Pemerintah Cina yang awalnya menutup-nutupi keberadaan virus ini.

"Kita harus belajar dari Pemerintah Cina yang awalnya menutup-nutupi, sehingga tidak muncul kewaspadaan. Tahu-tahu (Virus Corona) sudah menyebar," kata anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, di sela-sela acara Sekolah Cinta Indonesia di Yogyakarta, Ahad (1/3).

Menurut anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, pemerintah harus melakukan komunikasi secara intensif dengan masyarakat terkait virus ini, salah satunya dengan melakukan penyuluhan masif supaya masyarakat bisa terhindar dari Virus Corona. "Supaya tidak ada yang tidak mendapatkan informasi mengenai virus ini," ujar Sukamta.

Ia menyayangkan sikap pemerintah yang terlalu mementingkan pertumbuhan ekonomi dan investasi, namun di sisi lain terkesan kurang peduli dengan kesehatan rakyat Indonesia. "Padahal nasib nyawa orang Indonesia adalah sesuatu yang tidak boleh diperjudikan," ujarnya.

Salah satu buktinya, walaupun pemerintah Indonesia dari awal menegaskan Indonesia sama sekali belum terpapar Virus Corona, pemerintah Arab Saudi justru memasukkan Indonesia sebagai salah satu negara yang aksesnya ditutup untuk perjalanan umroh. Selain itu, beberapa negara tetangga seperti Australia dan Singapura, juga meragukan statemen pemerintah Indonesia.


"Sampai-sampai WHO (Badan Kesehatan Dunia-Red) sendiri meragukan. Jangan sampai nanti tiba-tiba WHO memutus keanggotaan Indonesia," kata politisi asal DIY itu.



Terima Kasih sudah membaca 😊 , Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu . Sekaligus LIKE fanspage  kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya 📌@Tahukah.Anda.Info   Membuka Mata Melihat Dunia 

📢  Sumber  





Back to Top