KH. Bahtiar Nasir : Tips Mengisi Waktu di Masa Pandemi

Artikel Terbaru Lainnya :

[ AyoJalanTerus.com ]  Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu pada masa pandemi. Misalnya, dengan berdoa. Setiap kali mau berdoa, jangan lupa membaca:

اللًّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤَمِنَاتِ

“Ya Allah! Ampunilah muslimin dan muslimat, mu`minin dan mu`minat,” Sebab ketika memintakan ampun dosa-dosa muslimin, muslimat, mu’minin dan mu’minat dan dilanjutkan dengan:

الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ

“Yang hidup dan yang mati,” bukan hanya diampunkan dosa-dosanya tapi juga dijauhkan dari musibah, dan berbagai macam kesialan. Jika kita sudah berdoa seperti itu, berarti kita juga sudah ikut memproteksi mereka juga.

Selanjutnya, bisa dengan membaca al-Qur`an. Sejak awal saya katakan bahwa sosial distence perlu, tapi jangan pernah terpisah dari al-Qur’an al-Karim. Tidak banyak bergaul dan interaksi dengan orang lain, tetapi membaca al-Qur`an, murajaah dan menghafalnya.

Membaca al-Qur`an harus dilakukan bagi mereka yang ingin melindungi diri dari wabah. Adapun bagi wanita yang sedang menstruasi bisa mendengarkan murottal al-Qur`an misalnya lewat youtube dan media lainnya yang mana itu akan bisa menguatkan hati.




Dalam kondisi sepertini juga penting memperhatikan pola makan yang halal thayyibah dan memperhatikan gaya hidup. Akhir-akhir ini, banyak yang libur sekolah atau libur kerja kemudian merasa besok waktunya kosong, akhirnya tidak menjaga tidur malamnya karena begadang hingga subuhnya hilang, lalu makannya terlambat, akhirnya jadi kacau semua pola hidupnya. Justru dalam kondisi seperti ini berpotensi terserang penyakit karena pola hidupnya yang kacau.

Saat kondisi seperti ini pola hidup kita perlu diatur. Tidur cukup. Demikian juga istirahat, makan, olahraga juga yang cukup. Kita mengisolir diri karena untuk menjalankan syariat Rasulullah Sallallhu ‘alaihi wasallam di mana kita tidak boleh lari dari wabah tetapi juga kita tidak boleh lalai dalam kondisi wabah seperti ini. Jadi, kita harus menjaga bukan hanya makanan tetapi juga gaya hidup.

Hal lain yang tak kalah penting, dalam situasi seperti ini jangan banyak tidur. Ini akan menjadikan tubuh lemah, badan malas, dan juga tidak terkontrol. Kondisi ibadah harus diperbanyak misalnya dzikir pagi dan sore. Kalau perlu ditambah setelah dzikir pagi: istighfarnya 100 kali; tasbihnya 100 kali; ahlil 100 kali; shalawat 100 kali; dan hasbiyallah 7kali. Semua wirid ini ada dalam hadits shahih.

Imam Syafi’i Rahimahullah dalam kitab “Hilyah al-Auliyaa” (IX/136) mengatakan:

لَمْ أَرَ أَنْفَعَ لِلْوَبَاءِ مِنَ التَّسْبِيحِ

“Tidak ada dzikir paling baik di saat Pandemi seperti ini selain membaca Tasbih.”

Saudara dan saudariku para pembaca yang budiman! Yang terakhir, berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan beruzlah (meluangkan waktu berduaan dengan Allah). Orang yang merasakan kedekatan dengan Allah, dia akan merasakan keramaian bersama malaikat malaikat yang membawa as-sakiinah (ketenangan).

Bayangkan kita sedang sendirian mendengarkan murattal dan malaikat-malaikat as-Sakinah dan rahmat akan berada di sekitar kita dan kita senantiasa dilindungi oleh Allah Subhanahu wata’ala bersama para malaikat-malaikat-Nya.

Jadi, di antara tips atau cara mengisi waktu pada saat pandemi seperti ini misalnya dengan memperbanyak doa, membaca al-Qur`an, memperbanyak ibadah, mengatur pola hidup yang teratur, memakan makanan yang halal dan baik, olah raga dan lebih mendekatkan diri dengan Allah melalui zikir dan semacamnya. Wallahu a’lam. (*)


📢  Sumber *Penulis: KH. Bahtiar Nasir




Back to Top