Kisah Kios Takoyaki Saat Wabah Korona, Mati-matian Pertahankan Karyawan

Artikel Terbaru Lainnya :

[ AyoJalanTerus.com ]  Kisah sebuah usaha kuliner takoyaki tengah viral di media sosial. Bisnis milik pasangan suami-istri ini berjuang keras tidak mem-PHK karyawan meski pendapatan terus menurun karena pembatasan sosial akibar wabah virus korona baru COVID-19.





Usaha kuliner yang berada di Jalan Tegalparang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan ini dirintis pada 2017 di depan rumah. Menu pun pelan-pelan ditambah ricebowl dan thai tea, hingga akhirnya bisa punya satu karyawan.


Twitter please do your magic...

BERJUANG PERTAHANKAN KARYAWAN TANPA TURUNKAN GAJI DI MASA WABAH COVID19

[A THREAD]

Buat teman-teman yang punya ukm kuliner, saya ingin berbagi cerita, semangat dan doa, semoga kita semua bisa bertahan selama masa wabah ini....

View image on Twitter

1,959 people are talking about this


Dalam thread yang sudah direspon ribuan pengguna Twitter itu, diceritakan kini mereka punya dua cabang dengan sembilan karyawan. Pada awal 2020, omset penjualan sempat meningkat apalagi sejak masuk layanan pesan makanan lewat ojol. 
Bisnis terus membaik sampai pandemi menyerang. Pemilik usaha sepakat menutup toko pada minggu pertama gerakan social distancing untuk memberikan shock therapy kepada karyawan supaya lebih waspada terhadap Covid-19. Pegawai tetap mendapat gaji meski diliburkan.
Lalu saat kios kembali dibuka, pesanan melorot seiring berkurangnya orang beraktivitas di Jakarta. Makanan pun diarahkan ke tempat penginapan tenaga medis dan rumah sakit yang menangani pasien korona. Lebh dari seribu porsi dikirim dalam 18 hari. 
Semua kiriman makanan itu adalah berkat ada pelanggan dan kerabat yang menyumbangkan makanan ke tenaga kesehatan itu. Jadi dengan ada yang menyumbangkan makanan, minimal tetap ada pemasukan untuk tetap bisa menggaji karyawan.
Namun ia memperkirakan upaya lewat donasi itu paling cuma bisa menutup sampai bulan ini saja. "Kami mencoba bertahan dengan omset terbatas, sekadar untuk bisa membayar gaji karyawan dan kontrakan kios saja. Kami harus memutar otak ekstra cepat agar karyawan bisa tetap memiliki penghasilan," ujarnya. "Wabah ini dashyat pukulannya."
Kisah ini pun menuai berbagai reaksi yang dituangkan oleh warganet pada kolom komentar yang merasakan hal serupa karena omset penjualan semakin menurun hingga memberikan semangat.



Back to Top