Abu Janda Sebut Cadar Simbol Muslimah yang Rela Dipoligami ~ Lalu Kena Tampol Gus Nadir

Artikel Terbaru Lainnya :

[ AyoJalanTerus.com ]  Peringatan Hari Kartini yang jatuh tiap tanggal 21 April menjadi trending topik di linimasa media sosial twitter. Berbagai cuitan dan ucapan tak luput mewarnai peringatan hari kelahiran RA Kartini ini.






Salah satu cuitan yang membahas RA Kartini dikeluarkan tokoh muda NU Nadirsyah Hosen.

"Spirit RA Kartini itu soal pemberdayaan perempuan, bukan soal pakaian kebaya atau cadar. Biarkan perempuan memilih sendiri peran sosial & pakaian yg mau dipakai di ruang publik. Jangan menjudge mereka hanya karena pilihan mereka berbeda. Selamat Hari Kartini 🙏😊 #kartiniday," tulisnya di akun @na_dirs.

Cuitan tersebut ditanggapi oleh Permadi Arya alias Abu Janda.

"tapi kan cadar itu simbolis dari muslimah yang rela dipoligami. 1 paket tak terpisahkan gus 🙏 jadi cadar itu simbol penindasan pemikiran & bertentangan dengan emansipasi 😊 nuwunsewu gus."

itu simbolis dari muslimah yang rela dipoligami. 1 paket tak terpisahkan gus 🙏 jadi cadar itu simbol penindasan pemikiran & bertentangan dengan emansipasi 😊 nuwunsewu gus — Permadi Arya (@permadiaktivis) April 21, 2020 


Ketika Abu Janda Ketampol orang sekaliber Gus Nadir 



AyoJalanTerus.com ]  Kenapa orang sekaliber Gus Nadir mesti repot-repot ikut mengcounter cuitan Permadi Arya aka Abu Janda? Padahal secara keilmuan, jelas si buzzer bukan levelnya. Karena Gus Nadir paham bahaya laten dari 'virus dungu' yang disebarkan si buzzer dapat meracuni pikiran generasi muda bangsa.

Lalu siapa Gus Nadir? Kata sebagian orang ia 'penghuni kolam'. Yang jelas ia bukan pria yang suka memaki atau berkomentar sembarangan tanpa essensi. Nadirsyah Hosen adalah WNI yang menjadi dosen tetap di Monash University Faculty of Law, Australia.





Di Twitter, gue gak cuma follow tokoh yang satu pemikiran. Itu namanya menyekat diri, lama-lama bisa jadi katak dalam tempurung. Buka wawasan dengan menyimak ide dan gagasan berbagai pihak. Ambil yang baik-baik, abaikan hal yang sekiranya tak sejalan.

Celakanya, walau sudah dijelaskan oleh Gus Nadir, si buzzer masih tetap ngeyel. Bisa dipastikan ia belum membaca biografi RA. Kartini.






Gue beritahu sedikit clue tentang ibu kita Kartini. Ia adalah anak dari ISTRI KETIGA bupati Jepara. Ia adalah ISTRI KETIGA bupati Rembang. Kartini lahir dan tumbuh besar dalam suasana poligami.

Dengan FAKTA tersebut, argumentasi ngawur si buzzer seketika luluh lantak. Sayang, gue gak bisa lagi berkomentar dilapaknya, barusan diblokir cuy.

(By BZH)










Warganet pun berkomentar.


@na_dirs: Gak gitu Mas @permadiaktivis Tidak semua yg bercadar rela dipoligami. Tidak semua yg bercardar & berpoligami itu tertindas. Ada jg yg sadar dg pilihan hidupnya dan tetap asyik2 aja bergaya ceria. Kita harus lapang dada dg pilihan yg berbeda. Jgn kita malah “menindas” pilihan mrk

@Partono_ADjem: Maafin Permadi ya mas Nadirs Monash University,
Dia banser batalion jancukers, jd maklum agak panasan.
Tanya aja pak @GusUmarHsb


@matt_ezoll: Akang @permadiaktivis yg merasa selalu benar.
Kalau memang anda toleran, mengapa wanita bercadar anda cibir?
Kalau anda lebih menyukai wanita berkebaya silahkan.
Kebaya dan cadar adalah pilihan berpakaian.
Kebebasan beragama & menjalankannya dijamin UUD '45.



Back to Top