[Teori Konspirasi] China Ciptakan COVID-19 dan Masih Simpan 1500 Jenis Virus Mematikan Lain

Artikel Terbaru Lainnya :

Teori Konspirasi: China Ciptakan COVID-19 Untuk Menangkan Persaingan Melawan AS

[ AyoJalanTerus.com ]  Sejak munculnya Virus Corona baru (COVID-19), berbagai analisis dan spekulasi, mulai dari yang ilmiah hingga yang bersifat Teori Konspirasi, terkait lahirnya virus tersebut terus bermunculan.

Beberapa Teori Konspirasi yang sempat menghebohkan adalah bahwa Virus Corona baru ini disebarkan oleh militer AS yang datang ke China untuk mengikuti olimpiade olahraga, ada pula yang mengatakan virus ini adalah senjata biologis ciptaan China di sebuah laboratorium di Wuhan, dan ada pula yang menyebut virus ini tidak disebarkan melainkan tidak sengaja 'lolos' dari laboratorium di Wuhan.




Kini sebuah Teori Konspirasi senada kembali muncul, dalam Teori Konspirasi baru ini dikatakan bahwa Virus Corona bukanlah senjata biologis melainkan alat propaganda China untuk menunjukkan kapabilitasnya dalam perang melawan virus. Dengan virus ini, China berusaha membuktikan bahwa mereka setara atau bahkan lebih baik dari Amerika Serikat.

Salah satu sumber menyebut bahwa keadaan saat ini adalah dampak dari penutupan informasi yang paling merugikan sepanjang masa. Sumber lainnya mengatakan bahwa penularan awal virus dari kelelawar ke manusia - terkait hal ini, individu tersebut dikatakan sebagai pekerja laboratorium di Wuhan yang kemudian berbaur ke masyarakat.

"Keyakinan ini beradasarkan dokumen dan bukti sumber terbuka dan rahasia," kata sumber tersebut yang dikutip oleh media Amerika Serikat, Fox News, Kamis (16/4).





Dalam dokumen rahasia yang menjadi sumber itu, dikatakan bahwa pasar hewan di Wuhan, yang digadang-gadang sebagai asal muasal virus - sejak awal tidak pernah menjual kelelawar. Dokumen itu mengatakan China berusaha mengaburkan informasi dan menutupi kesalahan laboratorium dengan mengkambing hitamkan pasar hewan.

Terkait hal ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan jajarannya tengah melakukan pemeriksaan dengan sangat teliti terkait situasi saat ini.

Sebelumnya pada Januari 2018, seorang pejabat Kedutaan Besar AS pernah memperingatkan tentang sistem keselamatan yang tidak memadai di laboratorium Institut Virologi Wuhan. Ia juga mengungkapkan informasi di mana para ilmuwan melakukan penelitian berbahaya dengan Virus Corona pada kelelawar.

"Yang kami tahu bahwa virus ini berasal dari Wuhan, China. Kami tahu ada Institut Virologi Wuhan yang hanya beberapa mil jauhnya dari tempat pasar hewan. Masih banyak yang harus dipelajari. Anda harus tahu bahwa Pemerintah Amerika Serikat bekerja keras untuk mengetahuinya," kata Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.





Pompeo sendiri mengatakan bahwa AS tahu China tengah mengerjakan program tersebut dan menjelaskan bahwa banyak negara yang melakukan program serupa. Namun, perbedaannya adalah negara-negara yang terbuka dan transparan memiliki kemampuan mengendalikan dan menjaga keamanan, serta memberi izin pengamat dari luar untuk melakukan pengawasan terhadap penelitian.[akurat]



Terbongkar Lab Virus Wuhan Masih Simpan 1500 Virus Mematikan, Diungkap Peneliti Senior



Kecurigaan dunia internasional bahwa Virus Corona atau Covid-19 bukan berasal dari pasar tradisional di Wuhan, China, mulai terkuak. Bahkan, sebuah fakta baru kini diungkap media-media barat terkait pengakuan peneliti senior di Institut Virologi Wuhan, China, terkait ancaman Virus Corona itu terhadap manusia.

Dailymail.co.uk melaporkan, seorang virologis utama dan timnya di Institut Virologi Wuhan memperingatkan kemungkinan wabah Coronavirus mirip SARS di China 11 bulan sebelum epidemi Coronavirus melanda kota itu.




Prediksi yang tidak menyenangkan datang dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Shi Zhengli dan rekan-rekannya di Institut Virologi Wuhan ketika mereka menekankan pentingnya melakukan penyelidikan virus dari kelelawar.

Shi Zhengli yang dijuluki 'Wanita Kelelawar', diduga mengurutkan gen dari virus corona baru dalam tiga hari, tetapi dibungkam oleh bosnya.

Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus baru, telah membunuh lebih dari 145.000 orang dan menginfeksi lebih dari dua juta di seluruh dunia sejak pandemi dimulai di Wuhan Desember lalu.

Institut Virologi Wuhan, sebuah lembaga senilai 34 juta poundsterling yang berafiliasi dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, telah menjadi pusat kontroversi di tengah krisis global.

Teori mengejutkan mengklaim bahwa virus, secara resmi dikenal sebagai SARS-CoV-2, berasal dari institut, yang memiliki laboratorium berlantai empat dengan tingkat keamanan hayati tertinggi P4.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa Washington sedang mencoba untuk menentukan apakah coronavirus pertama kali menyeberang ke manusia secara tidak sengaja selama percobaan dengan kelelawar di lab Wuhan.

Tetapi Cina bersikeras bahwa WHO tidak menemukan bukti bahwa coronavirus buatan manusia.

Peringatan nyata adalah bagian dari makalah penelitian yang diajukan oleh Shi, wakil direktur di institut, dan tiga penulis bersama pada Januari 2019.

Penelitian itu diterbitkan pada bulan Maret 2019.

Dalam artikel tersebut, tim menyoroti kemungkinan epidemi koronavirus lain di China dengan menganalisis tiga wabah berskala besar yang disebabkan oleh Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), dan Sindrom Diare Akut Swine (SADS).

Dikatakan bahwa ketiga patogen itu adalah virus korona dan dapat ditelusuri kembali ke kelelawar, dan dua di antaranya berasal dari Cina.

Para peneliti mendesak: 'Dengan demikian, sangat mungkin bahwa wabah koronavirus yang menyerupai SARS atau MERS di masa mendatang akan berasal dari kelelawar, dan ada kemungkinan peningkatan bahwa ini akan terjadi di Cina.

'Oleh karena itu, investigasi virus korona kelelawar menjadi masalah mendesak untuk mendeteksi tanda-tanda peringatan dini, yang pada gilirannya meminimalkan dampak wabah di masa depan di Tiongkok.'

Tim tersebut menunjukkan bahwa ukuran, populasi, dan keanekaragaman hayati Tiongkok dapat mendorong penyebaran bug potensial.

Ini juga menggarisbawahi tradisi Cina yang menyukai daging segar.

"Budaya makanan Cina menyatakan bahwa hewan yang disembelih hidup lebih bergizi, dan keyakinan ini dapat meningkatkan penularan virus," tulis koran itu.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Shi telah menemukan pada 2018 bahwa manusia mungkin dapat terpapar virus corona langsung dari kelelawar setelah melakukan penelitian, menurut Beijing News.

Institut Virologi Wuhan, yang menyimpan lebih dari 1.500 jenis virus mematikan, mengkhususkan diri dalam penelitian 'patogen paling berbahaya', khususnya virus yang dibawa oleh kelelawar.

Meskipun para ilmuwan percaya bahwa virus itu menyerang manusia dari binatang buas yang dijual sebagai makanan di pasar sekitar 10 mil dari lab, para ahli teori konspirasi mempromosikan berbagai asumsi. (tribunnews)


Kata China Soal Isu Corona Bocor dari Laboratorium Wuhan


 Virus corona bermula dari Wuhan dan di sana, kebetulan ada laboratorium untuk meneliti beragam virus mematikan. Maka cukup banyak spekulasi virus itu dibuat atau bocor dari laboratorium tersebut. Bagaimana tanggapan pemerintah China soal teori yang makin kencang beredar ini?
Apalagi presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan pihaknya tengah menginvestigasi apakah ada bukti COVID-19 berkaitan dengan laboratorium bernama Wuhan Institute of Virology tersebut.

Pihak China pun coba menepis semua spekulasi. Menurut mereka, tidak ada bukti yang mendukung COVID-19 dibuat di laboratorium Wuhan ataupun kemungkinan kedua, bocor dari sana.

"China percaya bahwa asal dari virus tersebut adalah masalah ilmiah yang harus ditangani dengan serius," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian.

"WHO mengatakan tidak ada bukti yang membuktikan bahwa itu (COVID-19) dibuat di lab. Dan banyak pakar medis terkemuka juga mengatakan jika klaim virus tersebut bocor dari lab tidak punya dasar ilmiah," tambahnya.

"China akan terus bekerja dengan negara-negara lain dan mendukung satu sama lain untuk mengendalikan pandemi," pungkasnya, dikutip detikINET dari South China Morning Post.

Pihak China mungkin merasa perlu memberi penjelasan di saat AS getol menyelidiki dari mana asal COVID-19. Dalam wawancara dengan Fox News, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyatakan 'kami tahu virus ini berasal dari Wuhan, China' dan Institut Virologi hanya berjarak beberapa mil dari pasar 'basah' yang jadi lokasi penyebaran virus Corona.

"Kami benar-benar membutuhkan pemerintah China untuk membuka diri," ucapnya, sembari meminta China menjelaskan tepatnya bagaimana virus ini menyebar. "Pemerintah China perlu berterus terang,"

Di pihak lain, intelijen AS mengindikasikan COVID-19 kemungkinan berasal dari alam, tidak dibuat di laboratorium di China seperti disebut dalam berbagai teori konspirasi. Tapi tetap saja, intelijen belum bisa memastikannya.

Informasi itu disampaikan baru-baru ini oleh Jenderal Mark Milley dari militer AS yang menjabat Chairman of the Joint Chiefs of Staff. Ia membenarkan bahwa intelijen Negeri Paman Sam menyelidiki secara intensif dari mana virus corona bermula.

"Ada banyak rumor dan spekulasi di media, blog, dan lainnya. Seharusnya tidak mengagetkan Anda bahwa kami tertarik pada hal itu dan kami punya banyak intelijen mengamatinya dengan seksama," kata dia.

"Pada saat ini, memang belum konklusif meskipun bukti cenderung mengindikasikan (virus itu) natural. Tapi kami belum tahu secara pasti," imbuh dia.
Back to Top