Artikel Terbaru Lainnya :
Sudah kewajiban orangtua untuk selalu mendukung anaknya. Seperti halnya ketika si anak ingin menuntut ilmu yang tinggi. Apapun bakal dilakukan orangtua agar si anak bersekolah. Kelak dengan bekal sekolah tinggi yang dimilikinya bisa menjadi modal untuk mencari penghidupan yang layak.
Seperti halnya dilakoni oleh Radzuan bin Ismail dan istri yang tinggal di Malan, Dangi, Malaysia. Dikutip brilio.net dari ohmymedia, Sabtu (2/5), Maznah baru bisa kembali ke kampung halamannya setelah dikarantina di kampus selama masa pandemi corona saat Malaysia menerapkan kebijakan lockdown.
Kisah ini menjadi perbincangan setelah seorang pengemudi yang mengantar Maznah binti Ismail, adik dari Radzuan bin Ismail pulang kampung. Mazhah saat ini sedang mengikuti program Ph.D Universitas UTM. Sang pengemudi pun kaget lantaran Maznah pulang kampung ke rumah yang hanya berbentuk tenda.
Kisah orangtuanya pun menjadi perbincangan setelah diviralkan seorang pengemudi yang mengantar Maznah pulang kampung.
Saat ini, Maznah tengah mengikuti program Ph.D di Universitas UTM. Sang pengemudi pun kaget melihat Maznah pulang ke rumah yang berbentuk tenda.
Dari kisah yang dibagikan pengguna Facebook, Bro Misai, Radzuan tinggal di tenda bersama istri dan enam anaknya. Ia juga bekerja di Kilang Sawit di Batu 10 dan tidak mampu mendirikan rumah baru.
Gaji yang diperolehnya hanya 1.200 ringgit Malaysia dalam sebulan, sedangkan ia harus menyekolahkan enam orang anaknya.
Meski hidup pas-pasan, anak Radzuan yang berusia 22 tahun kini berkuliah di UIAM, Gombak. Anak keduanya sudah lulus dari pendidikan sarjana muda di Universitas Teknikal Malaysia.
Anak ketiganya lulus dari Politeknik Sultan Idris, Sabak Bernam, Selangor. Sementara tiga anak lainnya bersekolah di jenjang dasar menengah.
Tenda tersebut ternyata didirikan di atas bekas rumah orangtua Maznah dan Radzuan yang terbakar pada 2015. Karena pendapatan yang kecil membuat mereka belum bisa mendirikan rumah.