Kisah Klasik Tentang Lockdown

Artikel Terbaru Lainnya :

[ AyoJalanTerus.com ]  Dalam sebuah kondisi yang tidak kondusif. Bahkan, mengancam nyawa. Maka, ada tujuh pemuda yang terpaksa harus melarikan diri dan bersembunyi dalam Goa, untuk menyelematkan nyawa mereka.

Dalam Islam dijelaskan bahwa pemuda-pemuda ini lari dari kekuasaan raja yang lalim untuk mempertahankan tauhidnya. (QS Al kahf :9 – 26).

Sementara dalam kisah Kristen, para pemuda ini lari dari kekuasaan Raja Decius, dan melarikan diri ke gua, tertidur selama beratus tahun dan baru bangun kembali ketika kuasa berganti di bawah tapuk pimpinan Raja Theodosius II.

Kejadian-kejadian di atas, terjadi di Kota Efesus, kota tua yang sekarang berada di Selcuk. Turki. Meski, soal tempat ini, terdapat perbedaan pendapat, karna ada yang meyakini, juga terjadi di Amman, Yordania. Dan dari rincian ayat ke 17 & 21 surat al-Kahf. Kuat dugaan, bahwa Goa Al kahfi yang benar, adalah Goa yang berada di Amman. Yordania.
Lalu apa hubungan cerita tentang tujuh pemuda yang bersembunyi di Goa Al Kahfi itu dengan kita sekarang? Tentu saja ada. Jika kita hubungkan dengan Corona yang kini sedang mewabah di Negara kita.

Artinya, melarikan diri atau bersembunyi dari sesuatu yang beresiko dapat merenggut nyawa kita, bukan hanya boleh. Melainkan, menjadi kewajiban.




Pertimbangannya, nyawa manusia itu mahal. Bukan hanya pada nilai. Namun, termasuk juga pada tujuan. Dakwah, adalah pekerjaan yang harus terus berlangsung sepanjang ada kehidupan manusia di dunia. Maka, untuk menjamin kelangsungan dakwah hingga akhir zaman itulah. Maka, lockdown menjadi wajib bagi muslim.

Lockdown juga memberi pengajaran pada kita. Ibadah, terutama ibadah rububiyah, tidak tergantung pada apapun. Baik pada jarak, waktu dan tempat.

Ketika masuk waktu ibadah. Maka, kerjakan segera. Tidak perduli, kendaraan yang anda tumpangi menghadap kemana, timur atau barat. Tidak perduli apakah anda di Masjid atau di rumah.

Tentu, konteksnya, harus sama dengan peristiwa yang menimpa tujuh pemuda yang kelak kita kenal sebagai pemuda as-habul kahfi. Yakni kondisi darurat.

Pemuda yang tidur selama tiga ratus plus Sembilan tahun itu, akhirnya di abadikan Allah dalam surat Al-Kahfi. Itu artinya, peristiwa ini akan abadi menjadi sesuatu yang selalu dibaca dan dibahas muslim hingga akhir zaman.

Kini, masalahnya berpulang pada kita. Akankah kita menghabiskan waktu lockdown itu sesuatu yang positif dan berpikir positif (ingat kawan, ini bulan puasa, bulan yang segala sesuatunya dilipat-gandakan Allah) atau hanyut dalam pikiran dan prilaku negative. Sia-sia dan destruktif.

Wallahu A’laam.

(Oleh: Iskandar Zulkarnain)

(Di dalam gua inilah Ashabul Kahfi – 7 pemuda tertidur selama 3 abad)

(Sang juru kunci sedang menjelaskan sejarah tentang Ashabul Kahfi)

(Para peziarah yang berusaha melihat isi makam lewat sebuah lubang kaca)




Back to Top