Kasus Meninggal Akibat Infeksi Corona Capai 500 Ribu Jiwa & PHK di RI Tembus 6 Juta Orang

Artikel Terbaru Lainnya :

Kasus Meninggal Akibat Infeksi Virus Corona Capai 500 Ribu Jiwa

[ TahukahAnda.info ]  Jumlah kasus meninggal karena virus Corona COVID-19 terus bertambah setiap harinya. Kini tercatat pasien meninggal telah mencapai angka 500 ribu orang di seluruh dunia.
Dikutip dari Reuters, disebutkan bahwa Amerika Serikat (AS), India, dan Brasil menjadi negara dengan kasus kematian Corona terbanyak. Ditambah dengan adanya wabah baru di beberapa bagian di Asia.
Tercatat jumlah kematian di AS akibat Corona sebanyak 125.763 orang dan di Brasil ada 57.070 kasus kematian. Sementara berdasarkan hitungan rata-rata sejak 1 hingga 27 Juni, sebanyak 4.700 orang di dunia meninggal akibat COVID-19.
Artinya, kasus kematian setara dengan 196 orang meninggal tiap jam atau satu orang meninggal tiap 18 detik.

Usia tua berisiko tinggi

Pakar kesehatan masyarakat melihat bagaimana usia mempengaruhi angka kematian di berbagai wilayah. Beberapa negara Eropa dengan populasi yang lebih tua melaporkan tingkat kematian yang lebih tinggi.
Laporan pada April oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa mengamati ada lebih dari 300.000 kasus di 20 negara dan menemukan bahwa sekitar 46 persen dari semua kematian adalah di atas usia 80 tahun.
Parah ahli kesehatan memperingatkan bahwa data resmi yang didapat kemungkinan tidak melaporkan data secara lengkap. Beberapa negara bahkan tidak melaporkan angka kematian.



Pekerja yang Kena PHK dan Dirumahkan Tembus 6 Juta Orang


 Virus Corona (COVID-19) memukul dunia usaha. Dampaknya pelaku usaha terpaksa merumahkan bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada para karyawannya.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan saat ini jumlah pekerja yang dirumahkan dan kena PHK sekitar 1,7 juta orang. Sedangkan ada 1,3 juta yang juga terdampak namun proses validasinya masih dilakukan.

"Per 27 Mei menunjukkan secara total pekerja formal noninformal, mayoritas adalah pekerja formal yang masuk datanya ke Kemenaker karena pekerja yang informal itu lebih banyak masuk ke kementerian yang lain seperti Kemenkop UKM, Kemenpar. Ada 1,7 juta mereka yang terdampak, mereka yang di PHK atau yang dirumahkan. Ada juga 1,3 juta yang juga terdampak yang proses validasinya masih kami lakukan," kata Ida dalam webinar Minggu (28/6/2020) malam.

Padahal sebelum adanya COVID-19 yakni Februari 2020, jumlah pengangguran di Indonesia diklaim telah menurun dibanding tahun 2019. Namun dengan adanya pandemi ini membuat angka pengangguran kembali meningkat.
"Sebenarnya data BPS per Februari 2020 menunjukkan angkatan kerja itu 137,91 juta dan sebenarnya pengangguran kita angka pengangguran terbuka kita pada Februari 2020 turun sebenarnya dibanding 2019. Jadi pengangguran kita tinggal 6,88 juta atau sekitar 4,99%," ucapnya.
Ironisnya, pengangguran di Indonesia disumbang oleh angkatan kerja muda dengan pendidikan SMA/SMK ke atas. Sedangkan yang ada saat ini mayoritas pekerja berpendidikan rendah.
"Persentase pekerja sektor informal juga masih mendominasi dengan persentase sebesar 56%. Jadi yang bekerja itu pendidikannya rendah, sementara yang menganggur adalah mereka yang memiliki pendidikan tinggi SMA/SMK, terbesar SMK dan perguruan tinggi dan akademi," ungkapnya.
Berbeda dengan Ida, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani menyebut jumlah pekerja yang di-PHK dan dirumahkan akibat COVID-19 ini telah tembus mencapai 6 juta orang.
"Mungkin angka kami sedikit berbeda dengan Kemenaker karena Kemenaker ini angkanya lebih by name by address kalau saya hanya dapat update (dari asosiasi) bahwa angkanya ini makin lama makin tinggi. Angkanya kami sudah menembus angka sampai 6 juta orang," kata Rosan.
"Contohnya dari API menyampaikan ada 2,1 juta orang, Organda menyampaikan 1,4 juta orang, PHRI perhotelan menyampaikan sampai 430.000 orang, alas kaki menyampaikan sampai 500.000 orang, dan lain-lain," tambahnya.


📢 Republished by [Tahukah Anda ?]  




Back to Top