Artikel Terbaru Lainnya :
[ TahukahAnda.info ] Just be yourself.
Ini saran yang sangat buruk.
Bayangkan seorang anak kuliah yang awkward dan tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang di sekitarnya. Dia setiap hari kupu-kupu (kuliah pulang). Tidak pernah aktif organisasi.
Dia tidak suka berinteraksi dengan orang. Dia senang menyendiri. Di kelas dia selalu memakai headset. Di kantin dia makan sendiri. Ketika kerja kelompok dia juga diam-diam saja menunggu arahan. Presentasi tidak pernah mau.
Di rumah, dia menghabiskan semua waktunya di kamar. Main game, nonton YouTube, baca buku. Semuanya dia lakukan di kamar. Orangtuanya tidak pernah dia ajak ngobrol. Kakak dan adiknya juga dia diamkan setiap hari.
Suatu hari, dia sedang memikirkan tentang kekurangan yang dia miliki. Apakah awkward dan tidak bisa bersosialisasi itu wajar? Apakah tidak memiliki hasrat untuk bertemu dan mengobrol dengan orang itu wajar?
Di feeds Instagram dia melihat seorang wanita cantik dengan caption:
“Just be yourself! Life is too short to be someone else!”
Dia lalu berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja. Setidaknya dia tidak fake. Setidaknya dia tidak berpura-pura sok gaul. Setidaknya dia mengakui kekurangan dirinya. Orang sukses juga banyak yang introvert gak sih, pikirnya.
Dia lanjut scrolling lalu melihat foto ini:
Wah itu persis banget seperti aku, pikirnya. Memang ya bersosialisasi itu gak penting banget. Ngapain ya orang-orang nongkrong di café berjam-jam cuma untuk membicarakan hal-hal tidak jelas. Mendingan aku yang menerima diriku apa adanya.
Dia akhirnya menerima dengan lapang dada kalau dia memang seorang introvert yang tidak akan pernah bisa bersosialisasi dengan orang.
The End.
Mengerti kan kenapa “just be yourself” adalah saran yang sangat buruk? Begitu buruknya sampai-sampai bisa merusak hidup orang.
Kalau kamu seorang pemalas, pembohong, pencuri, pemfitnah, pemberontak, dan pelakor, then please don’t be yourself.
Be a better person.
Dear special snowflakes generation called millenials, I’m sorry if I hurt your weak ass but being introvert is nothing to be proud about.
Dunia ini keras. Dunia ini butuh orang-orang yang berani mempersembahkan idenya. Dan dengan baik! Ide sebaik apa pun kalau dijelaskan dengan buruk sama saja dengan ide yang biasa-biasa saja.
Pekerjaan apa pun yang kamu pilih, and I mean EVERYTHING, semuanya mengharuskan kamu untuk bekerja sama dengan orang lain. Tidak mungkin bisa sendiri.
Semakin baik kamu berkomunikasi (dan dalam beberapa kasus, memanipulasi orang lain), semakin besar peluangmu untuk sukses di dunia yang kejamnya tidak pandang bulu ini.
“Be yourself” adalah saran yang sangat buruk.
Apalagi saat ini, dimana generasi anak-anak muda sedang lemah-lemahnya. Lemah mental, lemah disiplin, lemah skill, lemah fisik.
Apa-apa ngeluh. Setiap hari protes. Macet dikit kesel, marah, emosi. Di kritik dikit triggered. Dimarahin bukannya introspeksi malah ngambek. Apa-apa nyalahin pemerintah. Susah dapet kerja nyalahin perusahaan, nyalahin ekonomi, bukannya naikin skill.
Kalau kita terus-terusan diberi saran “be yourself” selamanya kita akan begitu-begitu saja. Tidak ada perkembangannya. Tidak ada peningkatan.
Kalau mau, ini ada saran yang lebih baik:
Figure out who you truly are. Figure out your weaknesses and fix them.
If you can’t, then figure out what you love, what you’re good at, and what other people need (because you need to get paid).
📢 Republished by [Tahukah Anda ?]