dr. Tifa Ungkap Kejanggalan Foto Jenazah Covid-19 Dibungkus Plastik Yang Viral

Artikel Terbaru Lainnya :


Foto jenazah COVID19 di Indonesia, tulis NATGEO (National Geographic). Apakah Benar?

Foto ini, karya Joshua Irwandi, menjadi viral minggu lalu. Dimuat di majalah Natgeo edisi Juli 2020..Dan menimbulkan spekulasi, rumors, dan ketakutan yang menjangkit masyarakat melalui sosial media.

Pertanyaannya, apakah benar kejadian pemulasaran jenazah korban COVID19 dengan dibungkus wrapping plastik sedemikian ini, terjadi di Indonesia?

Saya telah menghubungi beberapa sejawat Direktur Rumah Sakit besar, untuk mengonfirmasi apakah pemotretan ini benar terjadi di salah satu Rumah Sakit di Indonesia. Apakah sepengetahuan mereka, atau salah satu kamar disewakan untuk pemotretan dengan tanpa sepengetahuan pihak Rumah Sakit?

Karena jelas, terjadi banyak sekali kesalahan Prosedur Pulasara Jenazah COVID19 kalau hasilnya demikian.

Satu:
Pulasara jenazah dilakukan sesuai dengan Protokol COVID19 yang sudah diatur Kemenkes-Kemenag-MUI, bagai jenazah beragama Islam maupun yang lain.

Dua:
Pulasara jenazah dilakukan di Kamar Jenazah, dengan ditangani oleh Petugas Kamar Jenazah yang sudah terlatih.

Jenazah didesinfektan, disucikan dengan tayammum  dibungkus dengan plastik sebagai kain kafan, yang jumlah dan tatacara pembungkusan jekazah seperti tatacara Muslim, kemudian dimasukkan ke dalam peti mati kayu. Kemudian disholatkan. Selanjutnya langsung diberangkatkan menuju Pemakaman. Semua dilakukan dalam waktu 4 jam.

Tiga:
Tidak ada jenazah dibungkus dengan wrapping seperti foto di atas. Kemudian dilakukan di kamar perawatan. Diletakkan di kamar perawatan dengan linen sprei dan kondisi kamar perawatan biasa bukan kamar isolasi.

Empat:
Posisi tangan jenazah pada foto yang viral dalam posisi lurus. Padahal semua jenazah semua agama posisi tangan sedekap. Jadi ini jelas foto rekayasa dan barangkali menggunakan manekin bukan manusia.

Sebab kalau manusia maka alangkah kejamnya sesi pemotretan ini.

Lima:
Hasil foto sedemikian dramatis pasti dilakukan bukan hanya fotografer seorang siri dan pasti dilakukan oleh Tim.

Dan apabila ini betul terjadi maka jelas menyalahi prosedur karena jangankan fotografer. Keluarga pasien saja tidak boleh mendekat dalam jarak 10 meter dari jenazah.

Apabila dugaaan yang saya tulis di atas benar, maka:

Apa motif dari National Geographic Selain sekedar upaya menaikkan omzet?

Karena jelas tertulis kejadian di Indonesia, apakah tidak ada satupun pihak Kemenkes RI yang berupaya mengklarifikasi kepada Natgeo?

Sehingga apabila benar ini terjadi maka Kemkes RI harus melakukan investigasi pihak Rumah Sakit mana tempat pemotretan ini berlangsung bisa ditindak karena telah menyalahi protokol pemulasaraan jenazah sesuai peraturan yang telah ditetapkan.

Apabila tidak, maka Pemerintah RI harus mensomasi NatGeo karena menayangkan foto yang rentan menimbulkan gelombang kegelisahan, ketakutan, dan penolakan dari rakyat Indonesia terhadap kasus COVID19.

Pemerintah, mana suaranya?

(dr. Tifauzia Tyassuma)
 

source https://www.kontenislam.com/2020/07/dr-tifa-ungkap-kejanggalan-foto-jenazah.html
Back to Top