Turki Siap Hadapi Skenario 2 Perang Dahsyat ! Erdogan: Turki Sudah Bebas Finansial, Kalian Tak kan Bisa Pakai Senjata Ekonomi!

Artikel Terbaru Lainnya :

 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan era negara lain memukul Turki dengan menggunakan ekonomi sudah berakhir. Erdogan mengatakan negara yang tidak bisa menundukan Turki dengan militer dan diplomasi selalu menggunakan ekonomi sebagai senjata.

“Sepanjang sejarah mereka yang tidak bisa menundukan negara kami dengan diplomasi, pertahanan dan bidang militer selalu memakai ekonomi sebagai senjata,” kata Erdoğan dalam pertemuan dengan perusahaan asuransi Turkiye Sigorta, seperti dikutip oleh surat kabar Hürriyet Daily, Selasa (8/9).

Erdoğan mengatakan negara-negara itu sebelumnya bisa meraih tujuan mereka karena perekonomi Turki ‘tidak cukup kuat’. Nilai mata uang, bunga utang, dan inflasi selalu digunakan sebagai senjata untuk mengalahkan Turki.



Negara kami sudah melewati hidup di mana bunga dapat naik 7.500 persen dalam satu malam, kami telah melihat periode ketika pajak pendapatan tidak dapat menutupi untuk membayar bunga utang, ada masa berbahaya di mana kami tidak mampu membayar gaji pegawai negeri sipil,” tambahnya.

Erdogan mengungkit masa di mana birokrasi ekonomi Turki benar-benar terkucilkan. Saat keuangan dan perbendaharaan negara itu harus diserahkan ke IMF. “Perekonomian kami yang nilai tukar, bunga, dan inflasinya dibawa ke dalam spiral, telah miring selama bertahun-tahun dengan krisis yang berulang setiap 10 tahun sekali, Turki tidak dapat menggunakan potensinya sementara negara lain yang sama-sama mulai proses pembangunan mulai maju, kami harus segera mengakhiri lingkaran jahat ini dengan reformasi yang sudah diimplementasikan sejak 2002 dan mencegah sumber daya dan waktu ekonomi terbuang,” kata Erdoğan.

Ia mengatakan dengan membayar utang 23,5 miliar dolar AS ke IMF, Turki akhirnya meraih kemerdekaan finansial. Sehingga dapat memulai era ekonomi yang baru. Ia mengatakan keberhasilan Turki mempertahankan hak dan hukumnya dibidang lain saat ini diraih berdasarkan kepercayaan diri yang dibangun 18 tahun yang lalu.

“Mereka tidak akan membiarkan orang-orang yang bernegosiasi dengan IMF dengan pintu tertutup mengirim Turki kembali ke masa lalu, kami tidak akan membiarkan Anda sekali kembali ke masa lalu, kami sedang melalui rintangan yang sulit dalam proses ini,” tambahnya.

Dalam pidatonya Erdoğan mengatakan pandemi yang menjungkirbalikkan keseimbangan dunia membuka jendela kesempatan baru bagi negara-negara dengan produktivitas tinggi seperti Turki. Ia mengatakan usai pandemi berakhir Turki akan memperkuat ekonominya.(rol)


Turki Siap Hadapi Skenario 2 Perang Dahsyat Lawan Yunani, Prancis, dan Mesir


Pesawat intai mata-mata Angkatan Bersenjata Turki, Boeing E-7T berhasil melakukan misi pengintaian di dua kota Libya, Tripoli dan Misrata. Pengerahan pesawat intai dilakukan militer Turki, tak lain untuk memantau persiapan tempur pasukan Angkatan Bersenjata Mesir.

Menurut laporan yang diperoleh VIVA Militer dari BulgarianMilitary, pesawat mata-mata militer Turki lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara di Konya, dengan sinyal panggilan TURAF27.

Militer Turki disebut tengah mengumpulkan informasi sebelum melancarkan serangan besar ke Sirte, sebagai basis kelompok pemberontak Tentara Nasional Libya (LNA), yang didukung militer Mesir. Tak hanya itu, Turki dilaporkan telah menarik sejumlah pasukannya dari Irak dan memindahkannya ke Libya.

Muncul dugaan, Turki melakukan misi pengintaian pasca serangan 10 roket Grad yang dilancarkan pasukan Singa LNA ke basis pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya (GNA) di Sirte.

Meski Perdana Menteri GNA Libya, Fayez al-Sarraj, sudah menyerukan gencatan senjata, namun pasukan pemberontak di bawah komando Marsekal Khalifa Haftar tetap tak peduli dan melakukan aksi berbahaya.

Di saat yang hampir bersamaan, militer Turki juga telah meluncurkan latihan perang skala besar dengan nama Operasi Badai Mediterania. Latihan tempur ini diikuti oleh gabungan tiga matra, seiring dengan meningkatnya ketegangan dengan Yunani yang didukung Prancis dan sejumlah negara Uni Eropa (UE).

Langkah ini diambil Mesir menyusul pengerahan kapal induk Charles de Gaulle oleh Angkatan Bersenjata Prancis (FAF), dan pengiriman pasukan Angkatan Bersenjata Hellenic Yunani ke wilayah Kastellorizo, Pulau Meis, yang berada dekat dengan pantai selatan Turki.

Langkah-langkah yang dilakukan militer Turki tak lepas dari instruksi Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang telah menegaskan akan melakukan apapun untuk mempertahankan kedaulatan negaranya. Erdogan tak sedikit pun gentar, dan malah mengklaim bahwa Turki punya kekuatan besar di semua sektor untuk menangkal setiap ancaman.

“Turki akan mengambil haknya di Mediterania, Laut Aegea dan Laut Hitam juga. Dan sama seperti Kami tidak mengingini tanah, kedaulatan dan kepentingan orang lain, kami tidak akan mentolerir mereka yang menargetkan tanah kami, dan kedaulatan kami,” ujar Erdogan dikutip VIVA Militer dari Ahval News.

” Kami bertekad untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk ini di tingkat politik, ekonomi, dan militer. Kami ingin semua orang menyadari bahwa Turki bukan lagi negara yang menguji ketegasan, kemampuan, dan keberaniannya,” katanya.

Tindakan militer adalah opsi untuk menghadapi skenario paling buruk dari keterlibatan Turki dalam Perang Saudara Libya, dan konflik wilayah dengan Yunani di Laut Mediterania Timur. Meskipun di sisi lain, Erdogan sudah menyatakan kesediaan menyelesaikan sengkera wilayah dengan Yunani lewat jalur diplomasi

Back to Top