ISTANA TERGUNCANG ! Mushalla Kecil Itu Akan Menjadi Saksi

Artikel Terbaru Lainnya :

 Antara Anies Baswedan dan Penyidik, Mushalla Kecil Itu Jadi Saksi

Oleh: Tony Rosyid (Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)

Manusia boleh berencana dan merekayasa, tapi Tuhan penentu takdirnya. Banyak peristiwa tak terduga telah menyadarkan betapa Tuhan ada dan hadir dalam kehidupan kita. Dengan iman, ada kepasrahan dan petunjuk jalan. Iman menuntun dan memberi kemampuan untuk menjemput keputusan takdir-Nya. Pahit-manis dan suka-duka, itu hanya panampakan di dalam perasaan manusia belaka. Karena hakekat hidup adalah kejujuran. 

Allahu Akbar... Allahu Akbar... Takbir adzan itu hanya bisa dirasakan oleh hati yang di dalamnya Tuhan diberikan tempat. Tuhan tak hadir pada manusia yang tak merasa butuh dan alergi mendengar suara takbir-Nya. 

Mushalla kecil di pojok ruangan Polda Metro Jaya jadi saksi. Di sela-sela pemeriksaan, Anies datang menyambut panggilan itu. Kali ini bukan polisi yang panggil, tapi Tuhan. Allah Pemilik Semua Istana. Istana langit maupun istana merdeka. Ditinggalkannya para penyidik, lalu Anies datang ke tempat dimana takbir itu memanggil. 

Tak ada yang bisa menghalangi saat penguasa alam ini berkehendak. Anies keluar dari ruang pemeriksaan dan melangkah ke mushalla kecil itu. Ambil air wudhu, lalu shalat dhuhur empat raka'at. Begitu juga saat waktu ashar tiba. 

Panggilan Tuhan tetap yang utama. Otentik, tanpa rekayasa. Anies datang tanpa beban, karena Tuhan yang memanggil itu sungguh Maha Adil dan Penyayang. Arsy Tuhan beda dengan istana manusia yang sarat intrik dan tekanan. 

Matahari merangkak pulang, gelap datang merayap tanda waktu magrib tiba. Adzan lagi-lagi berkumandang. Muadzin di mushalla mensosialisasikan takbir Tuhan. Ayo Shalat. Waktunya menghadap Tuhan, kata muadzin itu. Keluar dari ruangan, Anies bergegas ke mushalla. Sampai di Mushalla, Gubernur DKI ini didaulat jadi imam.

Jika anda jadi imam shalat dhuhur dan ashar, gak perlu takut. Karena gak ada yang tahu bagaimana kualitas bacaan anda. Salah benar, hanya Tuhan yang tahu. Mungkin anda sendiri gak tahu. Tidak usah ragu. Orang juga gak tahu anda paham atau tidak arti ayat yang anda baca. Yang penting, pastikan jumlah raka'at anda benar. Usahakan takbir anda agak sedikit fasih. Terutama jika ada kamera sedang menyorot anda. 

Tapi, jika anda ditawari jadi imam shalat magrib, anda harus ukur diri. Tajwid, fashahah dan penghayatan makna mesti anda perbaiki dulu sebelum anda menyanggupi tawaran itu. Jangan gara-gara kamera, anda bersemangat terima tawaran dan gak peduli defisit kemampuan. 

Tak ragu, tak ada was was, Anies maju dan jadi imam shalat magrib. Nampak memang ia terbiasa jadi imam. Baik imam shalat, maupun imam di luar shalat. Allahu Akbar, shalat dimulai.

Di raka'at pertama, Anies membaca al-Fatihah. Ini bacaan wajib. Tanpa al-Fatihah, tidak sah shalatnya. Kecuali bagi pengikut mazhab Hanafi. Setelah membaca al-Fatihah, Anies membaca surat al-Insyirah. Ini surat pilihan.

Mengapa Anies memilih  surat al-Insyirah? Kita perlu tahu apa kandungan di dalam surat al-Insyirah itu. Dari situ kita akan bisa membaca apa maksud Anies memilih untuk membaca surat ke-94 ini.

Surat al-Insyirah:

"Tidakkah Kami (Allah) telah melapangkan dadamu. Dan Kami telah meletakkan darimu bebanmu. Yang telah membebani punggungmu. Dan Kami telah tinggikan namamu. Sesungguhnya di dalam kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya di dalam kesulitan ada kemudahan. Jika kamu sudah selesai, lanjutkan pekerjaan. Dan kepada Tuhanmu hendaknya engkau berharap."
Surat al-Insyirah menjelaskan pertama, tentang perlunya kelapangan dada. Kedua, kelapangan dada membuat semua beban ditanggalkan. Ketiga, dari situlah sebuah nama akan diangkat dan ditinggikan. Keempat, bahwa setiap kesulitan selalu ada kemudahan

Dua kali narasi ini diungkapkan dalam surat itu. Berarti, ini sunnatullah. Kelima, perintah untuk move on. Selesai satu urusan, lanjut urusan yang lain. Jangan diratapi. Gak boleh baper. Keenam, tetap rendah hati, dan sadari bahwa semua itu Tangan Tuhan yang menggerakkan. Karena itu, jadikan Tuhan sebagai kiblat dan arah tujuan. 

Kandungan surat al-Insyirah yang sengaja dipilih Anies di raka'at pertama seolah menggambarkan situasi obyektif yang sedang dihadapinya. Ada kesadaran bahwa untuk menghadapi masalah perlu berlapang dada. Dengan begitu, semua kesulitan akan menjadi mudah. Badai akan berlalu, dan bersegeralah untuk move on, kemudian melanjutkan tugas berikutnya. Kalau peristiwa ini menyebabkan banjir dukungan dan nama makin ditinggikan, itu bonus, sebagaimana ayat itu telah mengkonfirmasinya. 

Anies sepertinya mengerti betul akan kandungan makna dari surat yang dibacanya. Faktual dan kontekstual. Tepat dengan situasi yang sedang dihadapinya. Dari surat ini, sepertinya Anies menjadikannya sebagai pondasi dan referensi untuk menghadapi persoalan yang sedang menimpanya. 

Raka'at kedua Anies membaca al-Fatihah lagi. Ini surat yang wajib dibaca. Setelah membaca al-Fatihah, Anies membaca surat al-Baqarah 286, sebagai ayat pilihan.

Surat al-Baqarah 286 kandungannya: 

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ada pahala untuk kebajikan yang diperbuatnya, dan ada siksa untuk kejahatan yang dilakukannya....." 

Dan do'a...

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

Membaca ayat ini Anies sepertinya sadar pertama, betapa Tuhan selalu bertindak proporsional. Mengukur kemampuan sebelum pelajaran itu diturunkan kepada setiap hamba. Kedua, benar-salah dan baik-buruk, semua akan dipertanggungjawabkan.

Membaca ayat ini memberi keyakinan dan optimisme Anies bahwa setiap masalah pasti bisa diselesaikan. Karena itu, hadapi saja. Jangan pernah lari dan hindari masalah. Apakah itu masalah beneran atau direkayasa, hadapi. Toh salah-benar dan baik-buruk, sejarah akan membuka dan pasti akan meminta tanggung jawabnya. 

Anies hadir di Polda Metro Jaya, tepat waktu. Meski pemanggilan terkesan tergesa-gesa dan mendadak, Anies datang, hadapi dan jawab 33 pertanyaan selama hampir 10 jam. 

Rakyat menunggu sejarah membuka fakta-fakta yang sebenarnya. 

Dua surat pilihan yang dibaca Anies dalam shalat magrib bisa jadi "rujukan" bagi setiap warga negara yang dipanggil dan sedang menghadapi penyidik. Di dalam kedua surat itu, selain bicara kemudahan, juga menyinggung soal salah dan benar yang masing-masing ada tanggung jawabnya. 

Jakarta, 19 Nopember 2020



ISTANA TERGUNCANG

Oleh: Tarmidzi Yusuf (Pegiat Dakwah dan Sosial)

Istana terguncang. Gempa politik lebih dari magnitudo 6,5. Berpotensi tsunami politik. Sibuk menyelamatkan diri dari 'amukan' politik akibat salah urus dan salah kelola.

Gelombang besar melawan kedzaliman disertai gemuruh politik dari KAMI sekalipun Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat dan Anton Permana harus mendekam di penjara. Kini dapat amunisi baru. Sambaran petir dari IB HRS dan Anies Rasyid Baswedan membuat panik istana. Mencari dalih 'mengkasuskan' mereka berdua 

Berhamburan mencari alibi dan perlindungan. Mula-mula disembrulkan melalui lonte murahan sebagai provokasi dan seorang minoritas kafir yang menyalak-nyalak bagai anjing mau menampar Anies Rasyid Baswedan. Redup dan tidak mempan. Skenario gagal total.

Petinggi militer mengancam. Pengganggu persatuan dan kesatuan bakal disikat. Siapa? Tidak mungkin ummat Islam merusak persatuan dan kesatuan. Logikanya sederhana. 90% saham NKRI dimiliki ummat Islam. Tanpa ummat Islam NKRI tidak akan ada dan tidak akan pernah ada. Catat dan camkan itu baik-baik!

Yang merusak persatuan dan kesatuan adalah para pengkhianat NKRI yang telah 'menjual' dan 'menggadaikan' NKRI kepada asing, aseng dan asong. Seharusnya militer dan kepolisian berdiri di garda terdepan bersama rakyat melawan pengkhianat NKRI. Bukan malah mau diadu domba dengan rakyat dan bangsanya sendiri.

Selain itu. Para pengkhianat NKRI adalah orang-orang yang membuka kran impor TKA China komunis masuk dengan mudah ke NKRI. Menjarah kekayaan alam dan kesempatan kerja pribumi dengan tameng proyek strategis.

Tidak itu saja. Mereka yang dengan sengaja diduga melanggar UUD 1945 Pasal 33 dengan mengesahkan UU No 3/2020 tentang Minerba dan Omnibus law UU No 11/2020 tentang Cipta Kerja serta UU No 1/2020 yang berpotensi melanggar Pasal 23 dan Pasal 27 UUD 1945.

Sekarang yang sedang mereka para pengkhianat NKRI perjuangkan adalah masuknya RUU HIP dalam Prolegnas 2021 yang ditolak oleh mayoritas rakyat dan 4 partai (Golkar, PKS, PKB dan PAN).

Gelombang massa ummat Islam bangkit dan bergerak melawan dan menghentikan skenario besar para pengkhianat NKRI yang disupport China komunis dan antek-anteknya.

Upaya kriminalisasi IB HRS dan Anies Rasyid Baswedan melalui kerumunan Petamburan akan memicu gelombang besar yang mengoyangkan istana. Sekali lagi kita berharap militer dan kepolisian jangan mau diadu domba.

Kali ini ummat Islam tidak akan tinggal diam. Teriakan hidup mulia atau mati syahid akan menggema seantaro bumi pertiwi.

Bandung, 3 Rabiul Tsani 1442/19 November 2020

(Sumber: fb penulis)

Back to Top