Kritik Jack Ma ke Pemerintah China Sebelum Ia Menghilang Misterius, Diduga Dipenjara atau Mati

Artikel Terbaru Lainnya :

 Taipan China, Jack Ma kini dicari banyak orang di seluruh dunia. CEO Alibaba Group itu dikabarkan telah menghilang secara misterius selama lebih dari dua bulan. Jejak keberadaannya pun sulit ditemukan. 

Salah satu orang terkaya di China itu, terhitung sejak Oktober lalu, sudah tidak pernah tampil di publik. Jack Ma pun tidak tampil sebagai juri di acara TV, "Africa's Business Heroes" yang ia gagas untuk mencari pengusaha sukses di Afrika  

Posisi penjurian yang ditinggalkan Ma, digantikan oleh seorang eksekutif Alibaba. Seorang juru bicara Alibaba mengatakan kepada Reuters, bahwa perubahan posisi dewan juri itu terjadi, karena jadwal yang bentrok dan menolak komentar lebih lanjut. 

Tak cuma hilang di acara reality show, Jack Ma juga terpantau vakum di akun Twitter-nya sejak 10 Oktober 2020. Padahal, meski jarang nge-tweet, sebelumnya dia minimal berkicau sekali dalam sebulan lewat akun Twitter. 

Spekulasi beredar hilangnya Jack Ma akibat imbas dari kritik yang ia sampaikan kepada pemerintah China. Menurut Nikkei Asia, pengusaha berusia 56 tahun itu membuat pernyataan yang dianggap menantang niat Partai Komunis China, yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping. 

"China tidak memiliki masalah risiko keuangan sistemik," kata Ma di KTT Bund. "Keuangan China pada dasarnya tidak membawa risiko; sebaliknya, risiko berasal dari tidak adanya sistem." 

"Inovasi yang baik tidak takut regulasi tapi takut regulasi yang ketinggalan zaman. Kita tidak boleh menggunakan cara mengelola stasiun kereta untuk mengatur bandara," tambahnya. 

Ma juga mengkritisi bank-bank China, dan mengatakan mereka beroperasi dengan mentalitas "pegadaian." Ma tergolong sangat berani mengingat dia berbicara di depan Wang Qishan, wakil presiden China yang selama bertahun-tahun telah menjadi pusat administrasi keuangan di Negeri Tirai Bambu tersebut. 

Kritik Ma juga ditujukan kepada Wakil Perdana Menteri Liu He, seorang pembantu Xi Jinping yang mengawasi kebijakan makroekonomi China.
Ucapannya, tentu saja, dilaporkan ke pejabat tinggi China. 

Kritik jatuhkan Jack Ma

Ada pepatah mengatakan "Mulutmu Harimamu," hal itu yang terjadi pada Jack Ma saat ini. Mantan guru bahasa Inggris itu harus membayar mahal untuk tindakannya melawan Beijing. 

Sehari setelah media Xinhua memberitakan kritik Jack Ma terhadap pemerintah China, rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) bisnis fintech Alibaba, Ant Group, di Shanghai dan Hong Kong ditangguhkan. Penundaan IPO senilai 37 miliar dolar AS itu terjadi di menit terakhir. 

Padahal Ant Group dikabarkan akan mendapatkan penggalangan dana terbesar dalam sejarah China. Ant Group tidak ada bandingnya dalam skala. Lebih dari 1 miliar orang menggunakan Alipay. Bisnis fintech Alibaba itu menawarkan berbagai layanan lain juga, termasuk pinjaman, penarikan tunai dan penilaian kredit. 

Pemerintah China bahkan telah membuka penyelidikan antimonopoli ke Alibaba, pasca pembekuan rencana IPO Ant Group. Jack Ma kini pun turun dalam daftar peringkat orang terkaya di China. 

Menurut daftar Bloomberg Billionaires Index, posisi Jack Ma punya kekayaan sebesar 50,6 miliar dolar AS, kini merosot ke posisi ketiga dalam daftar orang paling sugih di China. Ia telah disusul oleh Zhong Shanshan dan Colin Huang. Huang merupakan CEO dan pendiri pendiri pasar e-commerce Pinduoduo. 

Sebetulnya, konon pertumbuhan pesat kerajaan bisnis Jack Ma bersama Alibaba Group, dilindungi oleh koneksi politiknya di pemerintahan China. Ma memiliki hubungan yang relatif dekat dengan mantan Presiden Jiang Zemin. 

Namun, semua itu kini berbalik. Jack Ma yang juga diutus sebagai penasihat e-commerce Indonesia seakan-akan ditekan oleh pemerintah China atas tindakannya. Hilangnya Ma juga memunculkan kembali video yang memprediksi akhir riwayat sang miliarder itu apakah akan berakhir di penjara atau mati. 

Video tersebut sebetulnya sudah lama dan diunggah 11 September 2019 di Twitter. Isinya tentang percakapan antara miliarder China yang diasingkan, Guo Wengui (Miles Kwok), dengan Direktur Investasi Hayman Capital Management, Kyle Bass. 

Disebut, jika memang benar pendiri Alibaba itu menghilang karena kritiknya terhadap pemerintah sehingga menyebabkan dia harus mendekam di penjara atau dibunuh maka prediksi dua tahun lalu itu bisa dibilang benar.[kumparan]

Jack Ma Menghilang, Diduga Dipenjara atau Mati Setelah Kritik Pemerintah China


Sebuah kabar tak sedap muncul di media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Kabarnya miliarder dunia dan pendiri Alibaba, Jack Ma, hilang misterius.

Hilangnya Jack Ma pun viral di Twitter dan membuat netizen mulai khawatir.

Jack Ma menghilang dari pandangan publik sejak mengkritik pemerintah dan Partai Komunis China pimpinan Presiden China Xi Jinping.

Berikut fakta-fakta terbaru hilangnya Jack Ma  seperti dirangkum Tribunnews.com, Selasa (5/1/2021) :

Dipenjara atau mati

Saat beredar kabar mengenai hilangnya pendiri Alibaba dan Ant Group, Jack Ma, sebuah video yang memprediksi "akhir riwayat" sang miliarder itu apakah akan berakhir di penjara atau mati kembali viral.

Melansir Newsweek, video tersebut diunggah 11 September 2019 di Twitter. Isinya tentang percakapan antara miliarder China yang diasingkan, Guo Wengui (Miles Kwok), dengan Direktur Investasi Hayman Capital Management, Kyle Bass.

Laporan hilangnya Jack Ma dari publik membuat video percakapan antara Miles Kwok dan Direktur Kyle Bass mencuat kembali di Twitter dan telah dibagikan ratusan kali.

Di dalam video itu, Jack Ma diprediksi oleh Miles Kwok hanya akan mengalami dua akhir hidup.

"Hanya ada dua cara (akhir) bagi miliarder di China, dia dipenjara atau mati," ungkap Kwok dikutip dari Real Vision.

Jika memang benar pendiri Alibaba itu menghilang karena kritiknya terhadap pemerintah sehingga menyebabkan dia harus mendekam di penjara atau dibunuh maka prediksi dua tahun lalu itu bisa dibilang benar.

Miles Kwok sendiri, orang yang memprediksi akhir hidup Jack Ma, adalah seorang pebisnis China yang diasingkan dan menjadi aktivis politik.

Dia menguasai Beijing Zenith Holdings dan aset lainnya.

Kritik pemerintah dan bank di China

Saat itu, Jack Ma mengritik bank di China beroperasi layaknya rumah gadai, karena harus memberikan jaminan terkait dengan kredit.

Sementara regulasi perbankan yang berlaku dinilainya menghambat inovasi dan harus direformasi guna mendorong ekonomi, seperti dikutip dari KompasTekno, Senin (16/11/2020).

Pria berusia 56 tahun itu juga menyerukan reformasi sistem yang menurutnya telah menghambat inovasi bisnis. Dia menyamakan peraturan perbankan global dengan "klub orang tua".

Desember lalu, otoritas "Negeri Panda" membuat kejutan dengan mengumumkan investigasi anti-monopoli terhadap perusahaan mantan guru sekolah tersebut.

Akibat tersandung kasus ini, peringkatnya di daftar orang terkaya China merosot ke urutan tiga dan di Asia digeser oleh Zhong Shanshan, juragan vaksin dan air minuman kemasan.

Kabar Jack Ma menghilang kini viral di media sosial, dan para warganet mulai mempertanyakan keberadaannya.

Mereka berharap Jack Ma baik-baik saja dan tidak terjadi hal-hal mengerikan padanya.

Perusahaannya diinvestigasi

Spekulasi mengenai keberadaan miliarder China, Jack Ma mulai bergerak liar, setelah pendiri Alibaba itu tidak melakukan aktivitas publik selama dua bulan lebih sejak perusahaannya diinvestigasi otoritas China.

Terbaru adalah, Jack Ma tidak tampil di acara episode terakhir pencarian bakat yang sudah terjadwal yakni Africa's Business Heroes.

Acara ini membuka peluang bagi wirausahawan Afrika untuk bersaing memperebutkan hadiah sebesar US$ 1,5 juta.

Mengutip Yahoo Finance, Senin (4/1), seharusnya Jack Ma tampil sebagai juri. Namun posisinya digantikan eksekutif Alibaba. Sementara foto Jack Ma yang ditampilkan juga berasal dari situs web dan buka foto terbaru.

Seorang juru bicara Alibaba mengatakan Jack Ma tidak dapat mengambil bagian dalam panel juri karena terbentur jadwal, menurut Financial Times.

Otoritas China melakukan investigasi anti-monopoli ke Alibaba pada akhir Desember dan meminta Ant Group untuk merestrukturisasi operasinya.

Jack Ma telah menyumbangkan jutaan masker ke Eropa, AS, dan Organisasi Kesehatan Dunia dalam upaya membendung pandemi.

Miliarder ini juga terlibat dalam pekerjaan amal, dengan Jack Ma Foundation berfokus pada bidang pendidikan, kewirausahaan, kepemimpinan wanita, dan lingkungan.

Foundation telah mendistribusikan atau menjanjikan lebih dari US $ 300 juta, Forbes melaporkan. Tweet terakhir Ma adalah pada 10 Oktober tahun lalu.

Kekayaannya menyusut

Jack Ma harus rela kehilangan kekayaannya akibat tekanan pemerintah China.

Mengutip Bloomberg, Rabu (30/12/2020) lalu, Kekayaan bersih Jack Ma telah turun hampir US$ 11 miliar atau setara Rp 155,1 triliun (kurs Rp 14.100) sejak akhir Oktober 2020 karena Otoritas China meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan miliknya yang juga menjadi raksasa teknologi di Tiongkok.

Mantan guru bahasa Inggris berusia 56 tahun,yang sering dikaitkan dengan meroketnya sektor internet China, mencapai puncak dengan nilai kekayaan mencapai US$ 61,7 miliar atau setara Rp 869,97 triliun tahun ini dan bersiap untuk mendapatkan kembali gelar orang terkaya di Asia.

Sekarang, dengan kekayaan US$ 50,9 miliar atau setara Rp 717,69 triliun, posisi Jack Ma kini merosot di urutan ke-25 orang terkaya di dunia versi Bloomberg Billionaires Index.

Meskipun salah satu pendiri Alibaba Group Holding Ltd yang kini menjadi perusahaan yang dibidik pemerintah China, Jack Ma bukan satu-satunya yang merasakan tekanan.

Pengawasan pemerintah China yang meningkat memaksa investor memikirkan kembali kepemilikan mereka terhadap saham-saham teknologi China, setelah ledakan permintaan untuk layanan online akibat penguncian karena pandemi Covid-19 tahun ini, telah membuat saham-saham tersebut melonjak.

Dalam beberapa minggu terakhir, raksasa teknologi China telah kehilangan ratusan miliar dolar.

Saham Pony Ma's Tencent Holdings Ltd misalnya telah turun 15% sejak awal November dan raksasa pengiriman makanan Wang Xing Meituan turun hampir seperlima dari puncaknya bulan lalu.

"Ada gelombang sinyal serupa yang menunjukkan bahwa raksasa teknologi China tetap berada di radar pihak berwenang," kata Bruce Pang, kepala penelitian makro dan strategi di China Renaissance Securities Hong Kong.

"Draf pedoman anti-monopoli dan tinjauan antitrust hanyalah dua dari sinyal itu," lanjutnya.

Absen di acara reality show

Absennya Jack Ma dimulai saat dirinya tidak hadir di babak final program reality show-nya, Africa's Business Heroes, di mana dia menjadi juri.

Tak hanya menghilang, foto-fotonya juga dihapus dari situs web acara tersebut, lapor media Inggris The Telegraph.

Dilansir dari News 18 pada Senin (4/1/2021), Jack Ma termasuk orang yang vokal mengkritik Pemerintah China.

Financial Times memberitakan, absennya Ma dari final yang dihelat November terjadi setelah dia berbicara dalam sebuah forum di Shanghai, 24 Oktober 2020.

“Sistem keuangan saat ini adalah warisan dari Era Industri,” kata Ma dalam pidatonya.

“Kita harus menyiapkan generasi baru dan generasi muda. Kita harus mereformasi sistem saat ini," tambahnya.'

Profil Jack Ma

Kini dikabarkan menghilang, seperti apa profil Jack Ma?

Dikutip dari Surya, Selasa (5/1/2021), Jack Ma Lahir pada 10 September 1964 di Hangzhou, Provinsi Zheijiang.

Jack Ma lahir dari keluarga miskin dimana keluarganya menjadi korban revolusi kultural yang berlangsung di China.

Ayahnya berprofesi sebagai pemusik dan pendongeng tradisonal.

Di masa kecil, Jack Ma mulai tertarik belajar Bahasa Inggris.

Guna mengasah kemampuannya berbahasa Inggris, Jack Ma menjadi pemandu wisata. 

Ia bekerja menjadi pemandu wisata di sebuah hotel di di dekat Danau Hangzhou, sekitar 160 kilometer dari Shanghai.

"Setiap hari selama lima tahun, saya menawarkan jasa guide secara gratis dan mereka mengajari saya bahasa inggris," ungkapnya dalam sebuah kesempatan wawancara sebagaimana dilansir TRND Videos.

Setelah remaja, Jack Ma pun melanjutkan pendidikannya ke universitas.

Sayangnya, ia gagal masuk ke universitas yang ia inginkan.

Tidak hanya itu, Jack Ma juga ditolak sebanyak 10 kali oleh salah satu universitas paling prestisius di dunia, Harvard University.

Selanjutnya dia mendaftar ke Universitas Keguruan Hangzhou, semacam institut keguruan dan ilmu pendidikan.

Di sini dia belajar menjadi guru sekolah menengah.

Setelah lulus dari Universitas, dengan gelar Sarjana di bidang bahasa Inggris, dia ditugaskan mengajar di universitas.

Ketika itu gaji Ma sebulan sebesar 100-120 renminbi, setara dengan Rp 114.000-Rp 142.500 per bulan.

Pada tahun 1992, saat perekonomian China mulai bertumbuh, dia mencoba melamar di berbagai pekerjaan, akhirnya ia menjadi sekretaris general manager gerai penjual ayam goreng Kentucky Fried Chicken.

Di sinilah ia bekenalan dengan komputer dan internet, dari seorang teman.

Ketika dia mencari kata "beer" di mesin pencari Yahoo, dia menemukan kenyataan bahwa tidak ada data tentang China.

Akhirnya dia tertarik pada komputer dan meminjam uang 2.000 dollar AS dari kerabatnya untuk mendirikan perusahaan komputer.

Padahal dia tidak mengerti tentang komputer ataupun surat elektronik, bahkan dia tidak pernah menyentuh keyboard komputer sebelumnya.

Setelah mengenal internet inilah, dia memutuskan untuk memfasilitasi para pedagangan Tiongkok menjual barang ke luar negeri melalui dunia maya, dia mendirikan Alibaba.

Sekarang perusahaan yang dia pimpin, Alibaba Group bernilai lebih dari US$ 200 miliar setelah melantai di Bursa New York pada Oktober 2014.

"Tak ada seorang pun yang percaya bahwa saya dapat berhasil. Karena semua orang berkata bahwa saya ini orang yang aneh, punya pikiran berbeda."

"Mereka tak percaya ketika saya mengutarakan ide untuk melakukan sesuatu hal dengan internet," ucapnya.

"Mereka bilang, 'ini ide bodoh kan? Kita tak pernah mendengar tentang internet dan kamu pun tak tahu apa-apa soal komputer" tambah Jack Ma menirukan ucapan teman-temannya.

Ia tak menyerah, bahkan ketika usahanya bangkrut.

Jack Ma berhasil meyakinkan teman-temannya untuk berinvestasi mengembangkan bisnis itu.

Kini, prediksi Jack Ma benar.

Ia berhasil mengembangkan AliBaba hingga menjadi yang paling sukses di dunia.

Bahkan nilai AliBaba disebut-sebut melebihi potensi yang dimiliki facebook.

Dalam perhitungan per hari, AliBaba pun disebut berhasil melampaui e-Bay dan Amazon.

"Saya cuma ingin cari kerja, tapi karena tidak dapat, maka saya yang ciptakan sendiri pekerjaan itu," tandasnya. (*)
Back to Top