Jawaban Anies Menampar Telak Media!! Makanya Media Jangan Jadi Buzzer, Tapi Cari Fakta

Artikel Terbaru Lainnya :

 

Gubernur DKI Jakarta yang merupakan Kandidat Potensial Presiden 2024 ini memang bikin para perampok negeri ini kepanasan dan blingsatan. Padahal 2024 masih lama. Tapi upaya menjegal Anies terus dilakukan. Para perampok negeri ini paling ketakutan kalau sampai Anies jadi Presiden RI. Nasib mereka bisa sial seperti menimpa cukong-cukong reklamasi.

Kali ini Anies Baswedan diterpa isu liar terkait penerimaan gratifikasi rumah mewah. Rumah mewah itu dikatakan diberikan kepada Anies terkait hasil pengembangan reklamasi.

Isu ini berasal dari postingan di media sosial, salah satunya oleh akun twitter Ferdinand Hutahean dan Denny Siregar. Tapi oleh media-media mainstream diangkat dan diramaikan.

Makanya, saat para wartawan menanyakan isu ini, Anies memberi jawaban yang menampar para wartawan itu sendiri.

"Saya rasa teman-teman media bisa memanfaatkan ini untuk kesempatan kritis. Karena kalau ada berita seperti itu Anda kejar, di mana lokasinya, di mana alamatnya, di mana nomornya. Jadi beritanya itu lengkap," kata Anies kepada wartawan, di Balai Kota, Jakarta, Senin (24/5/2021).

Anies justru meminta awak media menelusuri isu tersebut. Bukan cuma asal nulis dan malah menyebarkan isu, tapi tidak mencoba mencari fakta.

"Ini kesempatan buat teman-teman bisa menunjukkan ini berita yang sahih (benar) atau berita yang tidak sahih, karena tanggung jawab penulis berita adalah membuat bukti atas berita yang ditulis," tutur Anies.

Anies mengatakan terkait isu ini bukan kewajiban dirinya untuk membuktikan benar atau tidak benar, tapi justru menjadi tanggungjawab si pelempar isu. Dan seharusnya wartawan mencecar si pelempar isu.

"Kalau yang disebutkan saya nggak perlu membuktikan, yang membuktikan kan menuduh," kata Anies.

[VIDEO]



Difitnah, Popularitas dan Elektabilitas Anies Semakin Naik


Popularitas dan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan setelah adanya fitnah termasuk berita hoaks menerima rumah mewah dari pengembang reklamasi.

“Tuduhan kepada Anies tidak pernah terbukti. Inilah salah satu faktor yang membuat nama Anies semakin populer dan elektabilitasnya semakin naik,” kata Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa Tony Rosyid, Senen (24/5/2021).

Menurut Tony, fitnah terhadap Anies yang disebarkan pihak-pihak tertentu justru membuat publik makin simpati terhadap mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta itu. “Pada kenyataannya tidak ada laporan dan juga tidak ada bukti, maka publik justru akan berbalik membela dan bersimpati kepada Anies,” paparnya.

Fitnah selama ini enguntungkan bagi Anies ketika tidak ada bukti atas tuduhan itu. Selama ini, begitulah yang sering terjadi. Anies diisukan macam-macam, tapi tanpa pernah ada bukti. Ini blessing buat Anies.

“Semakin disudutkan dengan berbagai tuduhan yang tidak terbukti, maka Anies akan semakin banjir empati. Publik akan bilang: “ngebet amat mau jatuhin Anies”,”  ungkapnya.

Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) menyebut rumah yang disebarkan buzzerRp tersebut bukan milik Anies.

“Tadi saya sudah tanya memastikan. Ternyata rumah ini ya memang bukan rumah ABW (Anies Baswedan). Entah rumah milik siapa,” ujar Anggota TGUPP bidang pencegahan korupsi DKI Jakarta Tatak Ujiyati dalam akun Twitter-nya, @tatakujiyati, Sabtu (22/5/2021).

Tatak mengatakan isu gratifikasi tersebut merupakan isu lama yang di-framing ulang. Menurutnya, hal ini sengaja dilakukan untuk menyerang Anies.

Dia menyebut isu tersebut dibuat seolah Anies menerima suap karena izin reklamasi. Padahal, menurutnya, pihak pengembang sudah membangun dan menjual propertinya sebelum izin perluasan.

“Sengaja di-framing seolah-olah terima rumah karena ijin reklamasi Ancol. Sangat jahat. Padahal pengembang properti Australia Crown Group sudah membangun dan menjual propertinya di Ancol itu sejak 2019, jauh sebelum izin perluasan daratan Ancol pd 24 Feb 2020,” tuturnya.

Menurutnya, hal ini merupakan fitnah yang tak perlu ditanggapi. Dia mengatakan Anies lebih memilih fokus memenuhi janji politiknya.

“Ada netizen saran, laporkan polisi saja yang fitnah. Ya ampun jika kita layani tiap fitnah dengan lapor polisi, pasti sibuk sekali. Sementara ABW saya pahami lebih pilih fokus menunaikan janji politiknya kepada warga Jakarta. Maka fitnah-fitnah itu kita anggap saja noise, yang cukup kita counter lalu abaikan,” kata Tatak




Back to Top