Kisah Kunjungan Raja Arab Saudi, King Faisal ke Indonesia 47 Tahun Silam

Artikel Terbaru Lainnya :

  Kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia menjadi kunjungan yang bermakna bagi bangsa Indonesia. Raja Salman menjadi raja Arab Saudi kedua yang berkunjung ke Indonesia setelah Raja Faisal Ibn Abdul Aziz As Saud pada 47 tahun silam. 





Raja Faisal berkunjung ke Indonesia pada Rabu (10/6/1970). Kedatangan Raja Faisal disambut oleh Presiden Soeharto dan Ibu Negara Tien Soeharto di Istana Merdeka, Jakarta.

Seperti dikutip detikcom, Minggu (25/2/2017) dari buku 'Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973' yang ditulis Tim Dokumentasi Presiden RI yang dilansir situs soeharto.co. 

Setelah berjabat tangan, Presiden membimbing tamunya ke ruangan kepresidenan, bersama-sama duduk di kursi panjang, sementara itu Ibu Tien duduk di kursi lainnya dekat Presiden. 

Percakapan yang berlangsung lebih dari setengah jam itu antara lain diikuti oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi H. Aminudin Aziz, Menteri Negara Idham chalid, dan rombongan Raja Faisal.

Malam ini Presiden dan Ibu Tien Soeharto mengadakan jamuan makan malam kenegaraan untuk menghormati kunjungan Raja Faisal. Dalam pidatonya, Presiden Soeharto mengemukakan sekali lagi sikap pemerintah Indonesia yang sepenuhnya berdiri di pihak bangsa Arab dalam perjuangan melawan Israel. 

Presiden menyatakan bahwa Indonesia telah mengusahakan dengan segala jalan dan melalui berbagai forum agar Resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 1967 dilaksanakan sepenuhnya. Indonesia juga berusaha agar hasil-hasil Konferensi Jeddah yang di prakarsai Raja Faisal dapat terlaksana demi penyelesaian krisis Timur Tengah.

Dalam pidato balasannya Raja Faisal menyatakan bahwa sikap Indonesia yang jelas memihak Arab dalam perjuangannya tidak ada yang sanggup mengingkari. Hubungan antara kedua negara terus diperkuat dan dikembangkan. Sebab hubungan yang telah terjalin ini bukan hanya pada saat terakhir ini, tetapi merupakan tradisi yang didasarkan atas kepercayaan kepada Allah dan Rasulullah.

Setelah acara makan malam, diadakan tukar-menukar cindera mata. Presiden Soeharto memberikan sebilah keris dan seekor macan yang diawetkan, sedangkan Raja Faisal memberikan sebilah pedang Arab yang disepuh emas.

Keesokan harinya, Kamis (11/6/1970, Presiden Soeharto dan Raja Faisal mengadakan perundingan yang berlangsung selama satu setengah jam di Istana Merdeka. Kedua pemimpin tersebut telah membahas masalah krisis Timur Tengah. 

Dalam pertemuan ini Presiden Soeharto telah menegaskan kembali sokongan Indonesia terhadap perjuangan bangsa Arab. Perundingan juga menyentuh masalah hubungan ekonomi antar kedua negara. 

Tercapai kesepakatan bahwa masalah ini akan dibicarakan lebih lanjut oleh para menteri perdagangan kedua negara. Sebagaimana diketahui, Menteri Perdagangan Arab Saudi akan tiba di Jakarta keesokan harinya.


(ega/fjp)
Back to Top