Aurel Bocah OTG COVID Nangis di Ruang Isolasi RS Tak Bisa Ketemu Ortu

Artikel Terbaru Lainnya :

Aurel Bocah OTG COVID Nangis di Ruang Isolasi RS Tak Bisa Ketemu Ortu 

KONTENISLAM.COM - Bocah usia 7 tahun di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Aurel akhirnya dikeluarkan dari ruang isolasi COVID-19 di rumah sakit.

Sebabnya, Aurel yang positif COVID dengan kategori orang tanpa gejala (OTG) menangis dan tidak bisa ketemu orang tua.

"Mereka (keluarga) jemput kasih keluar jam 2 subuh (tadi malam). Gara- gara anak menangis-menangis. Jadi sendiri, orang tua tidak bisa masuk," ujar paman Aurel, Andy Rompas kepada detikcom, Senin (26/7/2021).

Aurel mulai dideteksi positif COVID-19 usai tiba dari Jailolo, Maluku Utara menggunakan kapal laut pada Jumat (23/7) lalu. Dia bersama ibu dan adiknya yang masih kecil dites antigen, dan hanya Aurel yang reaktif COVID-19.

Dari pelabuhan, Aurel dirujuk ke Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Manado untuk tes PCR. Andy mengungkapkan, dari Bapelkes Aurel sempat diisolasi sendiri kemudian dikirim ke beberapa rumah sakit, namun hingga akhirnya diisolasi di ruang penampungan COVID-19 di Maumbi.

"Jadi karena mereka oper sana oper sini akhirnya mereka (petugas) lepas tangan, mereka taruh di Maumbi sini," ujar Andy.

Karena petugas mengoper Aurel ke berbagai rumah sakit hingga berujung ke penampungan COVID-19 pertengkaran hebat pun terjadi. Terlebih Aurel yang masih kecil harus diisolasi sendiri tanpa ditemani keluarga.

"Dari situlah terjadi pertengkaran hebat," tuturnya.

Sebenarnya sempat terjadi kesepakatan antara orang tua dengan petugas kesehatan di RS Maumbi, dimana orang tua Aurel bisa mendampingi. "Tetapi (itu) cuman cerita, ribet begitu," imbuhnya.

Klarifikasi Bapelkes Manado Soal Aurel Diisolasi Seorang Diri
Direktur Rumah Sakit Lapangan Darurat COVID-19 Bapelkes Manado, dr Regina Tuwongkesong mengakui ada adu mulut antara keluarga dengan petugas Bapelkes saat Aurel dirujuk ke Bapelkes Manado.

Regina mengungkapkan, awalnya pihaknya menerima 9 orang dewasa dan 3 anak yang merupakan penumpang kapal yang baru saja tiba di Kota Manado. Mereka dinyatakan rekatif COVID-19 saat dites antigen di Pelabuhan Manado kemudian dirujuk ke Bapelkes untuk swab PCR.

"Aurel itu salah satu dari 3 anak dari pelabuhan Manado," ujar dr Regina kepada detikcom, Senin (26/7/2021).

Regina menegaskan, awalnya pihaknya sudah mengeluarkan kebijakan agar Aurel boleh dibawa pulang oleh keluarganya dan menjalani isolasi mandiri. Sebab, tidak memungkinkan bagi Bapelkes mengisolasi Aurel dengan ditemani orang tua karena terbatasnya ruangan dan tempat tidur.

"Karena rumah sakit kita lebih mengutamakan pasien yang bergejala. Nah orang-orang dari pelabuhan ini rata-rata OTG, tidak bergejala," kata Regina.

Keributan kemudian terjadi karena ada oknum petugas kesehatan Bapelkes yang dinilai salah menginterpretasikan perintah atasan. Pihaknya pun akan melakukan evaluasi.

"Instruksi kita dia (Aurel) diioslasi mandiri mengingat usia. Tapi harus di bawah pengawasan orang tua dan pengawasan puskesmas terdekat, dan Satgas Kelurahan. Tapi itu yang kami bilang miss (komunikasi) di dalam, memang ada oknum staf, oknum kami yang salah menginterpretasikan perintah sebenarnya, jadi ini koreksi buat kita," tuturnya.(detik)



from Konten Islam https://ift.tt/3y4BxP2
via IFTTT
Back to Top