Cerita Amien Rais Seputar Pelengseran Gus Dur pada 2001

Artikel Terbaru Lainnya :

Cerita Amien Rais Seputar Pelengseran Gus Dur pada 2001 

KONTENISLAM.COM - Pada Pemilu 1999, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur terpilih sebagai presiden pertama pasca reformasi dalam sidang umum MPR yang diketuai Amien Rais.

Nama Gus Dur dimunculkan sebagai alternatif di tengah kebuntuan oleh Poros Tengah yang juga diinisiasi Amien Rais.

Tetapi pertengahan 2001, Gus Dur akhirnya harus lengser dari kursi kepresidenan setelah dipecat MPR melalui sidang istimewa.

Kesan terhadap sosok Amien Rais yang pernah dielu-elukan sebagai salah satu tokoh penggerak reformasi seketika berubah menjadi antagonis, khususnya bagi sebagian warga nahdliyin dan pendukung Gus Dur.

Apa jawaban Amien soal tudingan bahwa dia adalah otak di balik pelengseran Gus Dur?

”Jadi begini, saya itu bersahabat dengan Gus Dur, sesungguhnya bersahabat betul-betul. Bahkan yang meng-endorse Gus Dur jadi presiden itu saya di PP Muhammadiyah,” tutur Amien Rais menjawab pertanyaan Akbar Faizal dalam video yang diunggah di youtube, dikutip Selasa (19/10/2021).

Menurut Amien, sangat berlebihan kalau ada yang mengatakan pelengseran itu adalah Amien Rais.

”Masak saya seorang? Kan (MPR) banyak akademisinya, banyak jenderalnya dan segala macam,” ujar ketua Majelis Syura Partai Ummat ini.

Amien mengaku telah mengingatkan Gus Dur berkali-kali atas pembacaannya pada situasi dan peningkatan eskalasi politik kala itu.

”Saya kan membaca. Beberapa kali saya bilang, Gus kalau Anda itu tidak banyak bicara setiap Jumat, ekonomi kita ini sudah autopilot, bergerak bagus. Anda tenang saja, tidak perlu mengatakan bintang kejora boleh berkibar asal di bawah Merah Putih. Anda juga bicara kalau perlu Aceh referendum,” kata Amien .

Mantan Ketua PP Muhammadiyah itu mengingatkan bahwa pernyataan-pernyataan Gus Dur tersebut sangat sensitif bagi sejumlah kalangan.

”Gus, kata-kata ini berat lho implikasinya. Listen to me please. Kalau Anda sampai ambruk, Umat Islam ikut ambruk,” tutur Amien mengulang kalimatnya kepada Gus Dura kala itu.

Gus Dur pun mengatakan akan mendengarkan nasihat Amien.

”Iyo tak rungoke, Mas Amien, opo jaremu. (Ya, saya dengarkan Mas Amien, apa katamu lah) Ya Alhamdulillah…Omongan saya ini bisa dicek lewat Alwi Shihab,” ungkap Amien

Waktu berjalan, tetapi Gus Dur belum mengubah kebiasaan sampai akhirnya benar-benar surat memorandum DPR pertama. Isinya permohonan agar MPR menggelar sidang istimewa muncul. Surat ditandatangani semua fraksi kecuali PKB.

”Saya Langsung kembali menemui Gus Dur,” kata Amien.

Kepada Gus Dur, Amien mengatakan situasi sudah gawat. Dia meminta sekali lagi agar Gus Dur mau mendengarkan nasihatnya.

”Gus ini sudah serius, tapi Anda tetap tenang. Yang penting pokoknya jangan macam-macam ngomongnya. Saya ingatkan jangan lagi bicara Papua, itu sensitif sekali,” kata Amien.

Gus Dur tampaknya belum yakin.

”Mas Amien jamin?” tanya Gus Dur.

Amien lalu menjawab bahwa dia menjamin tidak ada lagi memorandum kedua.

”Saking gembiranya, dia menyanyi Bengawan Solo sambil bersiul. Saya bilang, gitu ya Gus? Dia ngomong, ya bismillah. Terus saya peluk lalu sudah pulang,” tutur Amien.

Tetapi kenyataan berkata lain. Gus Dur tetap saja membuat pernyataan-pernyataan yang menurut Amien tidak perlu dan cukup sensitif bagi sebagian kalangan.

“Jadi, saya kira kalau dikatakan saya yang melengserkan, masak saya bisa mendikte orang sebanyak itu. Ya itu (pelengseran) yang minta yang teman-teman, serempak saja waktu itu. Semua berdiri kecuali PKB, hanya Pak Matri Abdul Jalil yang berdiri,” ungkap Amien. [/sindonews]



from Konten Islam https://ift.tt/3vqPQg0
via IFTTT
Back to Top