Eks Dubes PBB Sebut Dunia Harus Belajar ke Jokowi, Netizen Malah Curiga: Kok Mirip Tulisan Buzzer Begini..!!

Artikel Terbaru Lainnya :

Eks Dubes PBB Sebut Dunia Harus Belajar ke Jokowi, Netizen Malah Curiga: Kok Mirip Tulisan Buzzer Begini..!! 

KONTENISLAM.COM - Mantan Duta Besar Singapura untuk PBB Kishore Mahbubani tiba-tiba memuji-muji Presiden Joko Widodo melaui tulisannya, Kamis, 7 Oktober 2021.

Dalam media sosial Twitter @mahbubani_k, mantan penasehat PBB ini menyebutkan, menyatakan Pemimpin yang dipilih secara demokratis paling efektif di dunia adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari Indonesia.

"Kasus untuk ini tidak dapat disangkal. Namun, luar biasa, hampir tidak ada yang menyadari kepemimpinannya yang luar biasa," ujarnya.

Dalam tulisannya, ia pun menyebutkan, Jokowi membantu meningkatkan peringkat Indonesia dalam indeks Doing Business Bank Dunia dari peringkat 120 pada 2014 menjadi peringkat 73 pada 2020.

Saat ini, kata dia, Indonesia seharusnya menikmati ledakan ekonomi, tetapi COVID-19 menghantam negara ini dengan keras. Namun, Jokowi bertindak lebih awal dan tegas untuk mengamankan 175 juta dosis vaksin untuk populasi 270 juta.

"Banyak dosis berasal dari China, dan Jokowi menerima suntikan Sinovac untuk menunjukkan kepercayaannya pada vaksin China dan mengirim sinyal politik yang lebih luas," kata dia.

Tetapi Jokowi secara geopolitik bijaksana, dengan bijak menjaga hubungan baik dengan China dan AS karena persaingan kekuatan besar mereka mendapatkan momentum.

"Dia mengatakan kepada saya bahwa dia telah mendorong AS untuk berinvestasi lebih banyak di Indonesia, karena investasi China telah jauh lebih besar dalam beberapa tahun terakhir," lanjut dia.

Indonesia berpartisipasi dalam banyak proyek yang terkait dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan China, termasuk kereta api Jakarta-Bandung, zona ekonomi khusus pariwisata di Jawa, pembangkit listrik tenaga air Kayan di Kalimantan Utara, perluasan pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera, dan pengembangan Bandara Internasional Lembeh di Sulawesi.

"Kita hidup di zaman paradoks. Ilmu sosial modern telah membekali kita dengan semua pengetahuan yang kita butuhkan untuk memerintah dengan baik, namun bahkan beberapa negara demokrasi kaya memilih penipu seperti pendahulu Biden, Donald Trump, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Inilah mengapa keberhasilan Jokowi patut diapresiasi lebih luas. Dunia dapat belajar banyak dari model pemerintahannya yang baik," ujarnya.

Dalam narasinya Project Syndicate melalui akun Twitter @ProSyn menyebutkan pengalaman pribadi Jokowi jadi kunci pencapaiannya.

"Pengalaman pribadi Jokowi tentang kemiskinan adalah kunci untuk memahami pencapaiannya, menurut pendapatnya @mahbubani_k," cuitnya.

Salah seorang netizen asal Indonesia Teguh Sudarisman mengaku keheranan dengan pernyataan mantan diplomat tersebut.

"Sulit dipercaya bahwa artikel ini ditulis oleh seorang ahli dari ANU. Tidak ada yang baru dalam artikel ini kecuali pujian seperti yang ditulis oleh buzzer," ujar pengajar di bidang IT ini.

Ia pun menyarankan kepada Kishore untuk lebih meneliti, khususnya terkait utang Indonesia.

"Perlu diteliti lebih lanjut tentang jumlah utang yang dibuat pemerintah Jokowi, yaitu 2 kali lipat utang yang dibuat oleh 6 presiden sebelumnya...," ujarnya.

Akademisi dari Cross Culture Institute, Ali Syarief pun menyatakan pernyataan Kishore tersebut tidak benar.

Melalui akun Twitter @alissyarief, ia pun mengatakan kepada Kishore bahwa dirinya tak benar-benar memahami Negara Indonesia.

"Pak @mahbubani_k Pernyataan Anda menjelaskan bahwa Anda tidak memahami Indonesia, sehingga Anda menganggap Jokowi berhasil. Jika Anda menggunakan kompetensi Anda yang ada yang akan mengarahkan Anda pada apa yang dilakukan Jokowi, maka Anda akan mengerti siapa Dia," ujarnya.

"Kita tidak perlu mengimpor pemikiran dari luar negeri," tandasnya. [pikiran-rakyat]



from Konten Islam https://ift.tt/3AriuOZ
via IFTTT
Back to Top