Heran Orang Masih Berebut Mau Jadi Presiden, Said Didu: Padahal Sangat Berat Menghadapi Utang RI!

Artikel Terbaru Lainnya :

Heran Orang Masih Berebut Mau Jadi Presiden, Said Didu: Padahal Sangat Berat Menghadapi Utang RI! 

KONTENISLAM.COM - Pengamat kebijakan publik Said Didu mengaku heran hingga saat ini masih banyak orang yang berebut jadi presiden.

Sebab, akumulasi dari 7 tahun kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf sangat berat.

"Saya katakan sangat berat, mari kita jujur kalau berhenti sangat berat yang dihadapi," kata Said Didu di Channel Youtube Indonesia Lawyers Club, Minggu 31 Oktober 2021.

Said Didu mencontohkan kenapa presiden saat ini berat menghadapi segala persoalan bangsa yaitu perhitungan sederhana dari fiskal.

"Kalau terjadi bahwa Perpu nomor 2, UU nomor 2 tahun 2020, tentang pelonggaran fiskal yang menjadi 6 persen maksimum, kalau kembali 3 persen tahun 2023," kata Said Didu.

Menurut Said Didu, kira-kira apa yang akan terjadi maka Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia, sekitar Rp16 ribu - Rp17 ribu triliun.

"Maka utang maksimum Rp500 triliun, karena 3 persen utang maksimum Rp300 triliun, sekarang pendapatan kira-kira pajak sehebat-hebatnya Rp1500 triliun, PNBP kalau tidak dirubah paling Rp300 triliun, kira-kira Rp1800 triliun ditambah utang Rp500 triliun maka hanya Rp2.300 triliun," papar Said Didu.

Hal tersebut, membuat kondisi semakin sulit karena tidak ada sumber lain apapun. Terlebih, belanja bangsa Indonesia saat ini sudah Rp2800 triliun.

"Pembayaran utang perkiraan saya tahun 2023 itu tidak mungkin kurang dari Rp1.000 triliun. Itu pokok dan bunga, sehingga sisa Rp1.300 triliun," ungkap Said Didu.

Menurut Said Didu Rp1.300 triliun itu kira-kira pupuk subsidi dan lainnya Rp2.500 triliun, tinggal Rp1.050 triliun.

"Gaji dan lain-lain tinggal Rp800 triliun, sisa Rp100 triliun mau dipakai apa, puskesmas tak cukuplah itu, pemeliharaan jalan nggak ada," ungkap Said Didu.

Selanjutnya, kata Said Didu, yang menjadi masalah adalah jika terjadi rontoknya BUMN di tahun-tahun ini.

"Dan saya hanya mengingatkan Bung Arya Sinulingga, malam ini karena perdana saya menitip pesan saja hati-hati betul dengan utang BUMN jangka pendek," kata Said Didu.

Sebab, kata Said Didu, diperkirakan pada 2021 hingga 2022 itu ada utang BUMN yang jatuh tempo sekira Rp600 triliun.

"Rp600 triliun itu dalam 2 tahun, nah itu sangat berat dan saya paham tidak mungkinlah PLN menaikan pendapatan," tegas Said Didu.

Sebab, jika PLN menaikan pendapatan terlalu tinggi, kata Said Didu, maka pasti DPR dan rakyat akan teriak.

"Karena bukan peningkatan penambahan kapasitas orang menambah listrik, tapi karena mereka (menaikan) tarif," pungkas Said Didu. [pikiran-rakyat]



from Konten Islam https://ift.tt/3mtjBKo
via IFTTT
Back to Top