KONTENISLAM.COM - Mantan sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, mengungkapkan pembiayaan ibu kota baru mayoritas akan ditangani oleh asing.
Dalam membangun ibu kota baru, pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp89-90 triliun dari APBN.
Namun, perkiraan yang diwacanakan pemerintah berkisar Rp500 triliun yang tidak mungkin diambil dari APBN.
Dalam menangani kekurangan biaya tersebut, pemerintah diduga akan melibatkan pihak asing dalam melengkapi kekurangan finansial.
"Seingat saya yang disiapkan APBN hanya Rp89-90 triliun. Artinya tidak sampai 25 persen, hanya 20 persen dari APBN. Artinya sisanya adalah pembiayaan asing atau swasta," kata Said Didu dari YouTube MSD.
Dari anggaran tersebut, proyek pembangunan dengan anggaran tersebut hanya bisa mencakup untuk membangun Istana Presiden yang baru, jalan, dan infrastruktur dasar.
"Ada kemungkinan penyediaan bersih pun dari swasta atau asing atau konglomerat. Gedung-gedung perkantoran sepertinya akan dibangun konglomerat atau perusahaan asing kemudian pemerintah akan menyewa di sana," ujar Said Didu.
Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur akan membuat Indonesia kehilangan aset mengingat untuk menutup biayanya harus menjual atau menyewakan gedung-gedung strategis milik pemerintah.
"Seperti yang saya katakan adari awal, pemindahan ibu kota akan membuat Indonesia menjadi negara penyewa, bukan pemilik seperti sekarang. Karena dengan dana yang dimiliki, sebagian besar aset di ibu kota baru merupakan sewaan," tuturnya. [pikiran-rakyat]
from Konten Islam https://ift.tt/2WKnzUV
via IFTTT