Soroti Kerjasama RI-China, Prof Didik J Rachbini: Berawal Coba-coba, Berujung Kegagalan Fatal

Artikel Terbaru Lainnya :

Soroti Kerjasama RI-China, Prof Didik J Rachbini: Berawal Coba-coba, Berujung Kegagalan Fatal 

KONTENISLAM.COM - Masifnya kerja sama antara Indonesia dan China sejak adanya penandatanganan China Asean Free Trade Area (CAFTA) kini membuat Indonesia tidak terlalu produktif dan lebih banyak konsumtif.

Kerja sama Indonesia-China pun mengakibatkan fenomena baru ekonomi tanah air yang kini dibanjiri produk China secara masif tanpa proteksi memadai.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik J Rachbini pada pemaparannya dalam diskusi publik bertema "Dampak Investasi China untuk Indonesia: Produktif atau Korosif?".

Prof Didik menjelaskan, hubungan Indonesia-China sejatinya tidak begitu dekat seperti halnya hubungan Indonesia dengan Jepang yang sudah berlangsung sekitar 60 tahun.

Hubungan ekonomi Indonesia dengan Jepang, kata Prof Didik, berbeda sama sekali dengan China.

Kerja sama Indonesia-Jepang lebih rumit karena lebih teliti sehingga negoisasi investasi dan kerja sama lebih lama.

"Tetapi setelah berjalan menjadi mudah dan lancar. (berbeda) Dengan China, kerja sama ekonomi bisa terjadi dengan mudah, tetapi ketika berjalan banyak masalah dan bahkan sulit untuk keluar," kata Prof Didik dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/11).

Prof Didik menyebut, hubungan kerja sama Indonesia-China awalnya terlihat coba-coba yang berakibat fatal bagi perekonomian tanah air. Kerja sama lebih banyak merugikan Indonesia, terutama investasi pertambangan nikel.

"Hasil hubungan ekonomi Indonesia dan China adalah perdagangan yang defisit begitu besar, perekonomian Indonesia begitu berat seperti dapat dilihat sekarang ini. Nilai tukar Indonesia menjadi melayang-layang dan defisit perdagangan besar," paparnya.

Kerja sam ekonomi, jelas Prof Didik, berhubungan dengan ekonomi-politik yang mempunyai dampak menggerus politik bebas aktif Indonesia. Bahkan Indonesia seolah telah menjadi subordinasi China.

"Kapal China yang masuk perairan Indonesia dihalau dengan sekenanya saja. Padahal dulu politik luar negeri Indonesia amat dihormati seperti era Menlu Ali Alatas yang berwibawa," tandasnya. [/rmol]



from Konten Islam https://ift.tt/3BzWD8V
via IFTTT
Back to Top