Kritik KASAD Dudung, Anwar Abbas: Gak Ngaca, Dia Ulama Apa Komentator?

Artikel Terbaru Lainnya :

Kritik KASAD Dudung, Anwar Abbas: Gak Ngaca, Dia Ulama Apa Komentator? 

KONTENISLAM.COM - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB), Rudi Kamri menanggapi polemik pernyataan Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas soal pandangan Tuhan dari kaca mata Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dudung Abdurachman.

Menurut Rudi, pernyataan Anwar Abbas membuktikan bahwa dia tidak melihat secara utuh pernyataan dari Jenderal Dudung.

Selain itu persepsi Anwar Abbas juga dipengaruhi oleh potongan atau judul berita saja, sehingga dia tidak memahami makna yang sebenarnya diungkapkan.

“Kesimpulan saya Anwar Abbas tidak melihat secara utuh wawancara Jenderal Dudung Abdurachman. Kemudian Anwar Abbas juga hanya mengeluarkan pernyataan berdasarkan potongan berita atau judul berita saja,” kata Rudi Kamri dalam saluran YouTube Kanal Anak Bangsa, dikutip Hops.id pada Selasa, 7 Desember 2021.

Rudi lantas menganggap bahwa Anwar Abbas juga tidak introspeksi diri lantaran dia pun kerap mencampuri urusan yang bukan menjadi ranahnya.

Sebagai petinggi MUI yang juga seorang ulama, Anwar Abbas juga kerap melontarkan pernyataan yang menyimpang dari jabatannya, seperti masalah sosial, politik, keamanan, hingga HAM.

“Pak Abbas ini tidak mau berkaca diri, dia meminta kepada Jenderal Dudung untuk tidak berkomentar tentang agama, lebih baik bicarakan TNI saja karena jabatan beliau sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. Tapi Pak Anwar Abbas ini lupa bahwa dia yang notabanenya ulama dan Wakil Ketua MUI sering mengomentari apapun yang terjadi di republik ini, mulai dari masalah sosial, politik, HAM, keamanan, hingga Papua dikomentari semua. Jadi saya bingung, dia itu ulama atau komentator ya,” ujar Rudi.

Lebih lanjut Rudi mengimbau agar Anwar Abbas bisa berkaca diri dengan tidak merasa paling benar atau pintar.

“Ini bagi saya aneh bin nyeleneh, bagaimana ya orang enggak mau berkaca diri ya. Jadi dia merasa paling benar, merasa paling sesuai koridor, merasa paling pinter, dia merasa ‘saya berhak mengomentari apa saja, orang lain tidak boleh mengomentari’,” imbuhnya. (hops)



from Konten Islam https://ift.tt/3owg92C
via IFTTT
Back to Top